Minimnya stok memang menjadi penyebab tingginya harga beras di pasar, walaupun demikian Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas menyebutkan adanya penyebab lain, salah satunya adanya praktik mafia beras. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas sendiri mengungkapkan jika adanya mafia beras yang sengaja menjual beras dengan harga yang tinggi, hal tersebut yang membuat harga beras di pasaran masih tinggi.
Mafia ini hadir ketika Bulog melakukan intervensi beras ke pasar, harga beras tersebut dijual dari Gudang Bulog seharga Rp 8.300, namun sampai ke pedagang lebih dari itu. Buwas menegaskan, jika pedagang pasar dapat membeli beras di Gudang Bulog langsung, sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah yaitu Rp 8.300/kg. Ia juga mengatakan jika ada oknum Bulog yang tidak melayani arahan tersebut, ia tidak akan segan untuk memecatnya. Apalagi oknum tersebut yang melakukan penimbunan sampai beras hilang.
Fakta-fakta Mafia Beras
Berikut inilah fakta-fakta mafia beras yang diungkapkan Buwas:
-
Gelontorkan Pasokan Beras Melalui Operasi Pasar
Buwas mengaku sudah menggelontorkan 100 ribu ton beras ke seluruh Indonesia melalui operasi pasar, tetapi ia merasa intervensinya belum begitu efektif sebab di pasar harga beras masih tinggi. Buwa akan memastikan masih akan terus menggelontorkan pasokan beras ke masyarakat. Jika harga beras masih tinggi setelah operasi pasar ia menduga ada mafia yang bermain.
-
Pasokan Beras Tidak Kunjung Terpenuhi
Buwas mengatakan ada anomaly pada situasi perberasan domestic, karena pasokan beras di pasaran kurang, padahal operasi pasar juga sudah dilakukan. Buwas mengungkapkan pasokan yang tidak kunjung terpenuhi ini membuatnya harus mengimpor beras. “yang dimana suplainya yang memang kurang, tapi kenapa akhirnya negara impor? karena suplainya ini disebabkan oleh adanya sesuatu. Maka Bulog melakukan impor beras, dalam penugasan tersebut impor 500 ribu ton dan sudah selesai semua kontraknya. Kini sudah sampai di beberapa wilayah,” tutur Buwas.
Baca juga: Geram Dengan Mafia Beras Bulog Buwas janji Pecat Anak Buah yang Terlibat
-
Sikat Mafia Beras
Budi juga secara blak-blakan akan menyapu bersih karyawannya yang berperilaku seperti mafia, ia mengaku sudah menemukan permainan beras yang sudah dilakukan oleh karyawan Bulog. Sebagai komitmennya untuk membersihkan Bulog, dirinya mengaku tidak akan segan untuk memecat karyawan Bulog yang berjiwa mafia.
-
Menemukan Praktik Kotor
Buwas juga membeberkan di daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah ditemukan praktik kotor mafia yang menyebabkan beras hilang. Tidak hanya itu, ia juga mengaku beberapa beras Bulog dirusak, sehingga tidak dapat didistribusikan ke masyarakat. “Misalnya saja yang terjadi di Sulsel beras hilang, makanya saya tidak akan diam saja pecat duluan aja. Makanya sudah disampaikan, Bulog tersebut tidak butuh manusia yang tidak memiliki integritas dan komitmen. Kita hanya butuh orang yang Tangguh bukan orang yang ikut bermain,” tegas Buwas.
-
Tidak Disukai oleh Karyawan Bulog
Buwas mengaku sikapnya tersebut menyebabkan dirinya tidak populer di kalangan karyawan Bulog, karena banyak anggota Bulog yang tidak dapat berperilaku seperti mafia beras lagi. Namun Buwas berharap untuk kedepannya dengan perampingan karyawan yang berjiwa nakal, Bulog akan diisi oleh pegawai yang memiliki integritas bukan yang berjiwa pedagang.
Geram Dengan Mafia Beras Bulog Buwas janji Pecat Anak Buah yang Terlibat
Buwas mengatakan “Saya tahu permainan-permainan di Bulog, saya tidak akan ada ragu-ragunya untuk memecat yang bersangkutan. Seperti halnya di Sulawesi Selatan beras hilang yang dipinjam, alasan apapun itu tetap salah, dipidana dan dipecat dulu saja”. Dalam kesempatan tersebut, ia langsung bertanya kepada pedagang beras bagaimana kondisi pasokan beras saat ini kepada pedagang.
Praktik mafia beras tidak hanya sengaja menaikan harga beras, menurut Buwas ada juga oknum yang sengaja mencampurkan beras Bulog yang premium dengan kualitas di bawahnya. Kemudian beras tersebut malah dikembalikan ke Bulog, Buwas juga curiga jika praktek tersebut ada andil dari karyawan Perum Bulog sendiri.
Buwas menanyakan, apakah beras kurang? Kalau ada yang lebih terima kasih, kira-kira beras kurang atau lebih? Kemudian para pedagang yang sudah hadir, menjawab jika pasokan beras saat ini kurang, salah satu pedagang menjelaskan, kurang pasokan beras ini di sebabkan ada beberapa daerah yang tidak panen.
Kasus pemecatan karyawan Bulog yang bermain kotor juga sudah dilakukan oleh Buwas, ia akan menyebutkan seperti kasus hilangnya beras Bulog di Sulawesi Selatan, dirinya tidak segan-segan langsung memecat kepala gudangnya di sana.
Gerak-gerik Mafia Beras Sudah Tercium
Satuan Tugas (Satgas) Pangan akan mengusut mafia beras yang sudah disampaikan oleh Dirut Bulog Budi Waseso. Wakil kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengungkapkan jika para pelaku praktik mafia akan diberikan peringatan. Namun jika tidak jera juga, maka sanksi hukum akan dijatuhkan.
Apabila sudah diberikan peringatan, tidak bisa mematuhinya dan tidak mau, kita harus melakukan penegakan hukum. Ada hal-hal khusus yang menjadi target dan tentu akan dilakukan pendalaman. Pihaknya menyatakan tindakan oknum nakal yang menghambat rantai distribusi beras yang akan ditertibkan, terutama menyangkut dengan harga beras.
Sebelumnya di dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan adanya mafia yang sengaja menjual beras dengan harga mahal. Hal tersebutlah yang membuat harga beras di pasaran masih tinggi. Menurut Buwas, mafia ini hadir ketika Bulog melakukan intervensi beras ke pasar. Harga beras ini dijual dari Gudang Bulog seharga Rp 8.300, namun sampai ke pedagang lebih dari itu.
Mafia Beras Berani-beraninya Rapat Dekat Dengan Kantor Bulog
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau dikenal dengan Buwas ini mengungkapkan aktivitas mafia beras yang mengadakan rapat di dekat Kantor Perum Bulog, adapun tindakan mafia beras itu dengan sengaja menaikan harga beras. Ia mengungkapkan ketika konferensi pers yang disiarkan di Live Instagram Perum Bulog, “Saya sampaikan ini agar didengar oleh semuanya, jadi saya tidak perlu dibantai atau gimana, nanti yang menjawab adalah Satgas Pangan. Sehingga jangan seperti itulah, itu model-model apa dan hebat beraninya mengadakan pertemuan di dekat dengan kantor Bulog”.
Harga beras yang dijual lebih mahal angkanya bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram (Kg), padahal harga beras medium Bulog hanya Rp 8.300 per kg. Keuntungan dibagi-bagi, untung nya seribu dibagi 3, nah yang 3 itu pasti mendukung. Mengenai mafia beras tersebut, buwas juga mendapatkan laporan dari para pedagang, buwas mengungkapkan para pedagang mengadukan mereka tidak bisa mendapatkan beras Bulog dengan harga yang murah.
Sehingga Budi Waseso sendiri tidak akan segan-segan untuk langsung memecat karyawannya ketika menjadi oknum mafia beras, apalagi oknum tersebut yang melakukan penimbunan sampai beras hilang. “Saya akan membuktikan semuanya, jadi sekali lagi tidak ada monopoli merasa paling kuasa merasa paling berhak memiliki kekuatan yang super seolah-olah paling lama tahu persis, nggak ada begitu. Saya tahu permainan-permainan di Bulog, dan saya tidak akan ragu untuk memecat yang bersangkutan,” ungkapannya.