Istilah apresiasi mungkin sudah tak asing lagi, namun pernahkah anda mendengar apresiasi ekonomi? Apresiasi sendiri mengenai pemberian nilai atau reward kepada orang lain. Sementara itu, dalam dunia ekonomi, apresiasi merupakan kondisi nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya yang meningkat. Aga lebih mudah dipahami, apresiasi ekonomi adalah kondisi saat satu unit mata uang dapat melakukan proses pembelian mata uang lain lebih banyak. Kondisi ini juga sering kali disebut apresiasi mata uang atau currency appreciation.
Baca Juga: Apresiasi Ekonomi: Penyebab dan Dampak jika Terjadi pada Suatu Negara
Apresiasi ekonomi ini akan menjadikan produk luar negeri, mempunyai harga yang lebih murah untuk pembeli dalam negeri. Hal tersebut juga akan menyebabkan proses pengiriman impor lebih besar. Walau begitu, kondisi yang sebaliknya akan terjadi. Sebab apresiasi mata uang akan menyebabkan produk dalam negeri mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga, pada akhirnya akan membuat proses ekspor melemah.
Penyebab Apresiasi Ekonomi Terjadi

Dapat dikatakan bahwa nilai tukar mata uang sekarang ini mengembang besar. Dimana nilai tukar mengalami fluktuasi yang bergantung dengan kondisi penawaran serta permintaan yang ada di pasar valas. Bila kondisi permintaan mata uang meningkat, maka kondisi itu dapat lebih mudah meningkatkan daya beli atau nilai.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab apresiasi ekonomi terjadi. Di bawah ini adalah penjelasannya:
Surplus Perdagangan
Surplus perdagangan menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi terjadinya apresiasi ekonomi. Hal tersebut karena pada perdagangan internasional akan melibatkan mata uang dalam proses pembayarannya. Bukan hanya itu, kegiatan ekspor juga memiliki peran dalam meningkatkan mata uang dalam negeri. Sementara itu, kegiatan impor dapat mengakibatkan kondisi permintaan mata uang dari negara mitra.
Misalnya kegiatan ekspor impor antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Ketika anda melakukan proses ekspor ke Amerika Serikat, maka dapat membantu meningkatkan permintaan rupiah. Dimana orang Amerika Serikat harus dapat melakukan proses penukaran dolar yang dimiliki menjadi rupiah untuk pembayaran langsung. Dalam hal ini, peningkatkan ekspor dapat mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap Rupiah.
Kondisi ini juga akan membuat Rupiah lebih mempunyai nilai, daripada dengan dolar Amerika atau dapat disebut nilai Rupiah mengalami depresiasi. Tetapi, hal ini akan terus berlangsung saat kondisi impor serta faktor lain tetap konstan. Sementara itu, kondisi sebaliknya akan terjadi saat proses impor dilakukan. Kondisi tersebut mengakibatkan permintaan Rupiah tak berubah, kemudian pada permintaan dolar Amerika Serikat meningkat.
Saat Indonesia mengalami surplus perdagangan terhadap Amerika Serikat, maka permintaan Rupiah akan turut lebih tinggi daripada permintaan dollar. Hal tersebut jugalah yang akan menjadikan daya beli Rupiah terhadap dolar AS, menjadi lebih kuat atau terjadilah apreasi ekonomi. Sementara itu, kondisi sebaliknya akan terjadi saat Indonesia melaporkan defisit perdagangan kepada AS. Sehingga, menyebabkan Rupiah terdepresiasi sebab permintaan Rupiah, yang lebih rendah daripada permintaan dolar AS.
Perbedaan Angka Inflasi
Perubahan nilai tukar mata uang juga dapat diakibatkan kondisi inflasi negara. Ketika negara mempunyai tingkat inflasi yang lebih tinggi, dapat mengakibatkan kondisi depresiasi pada mata uang domestik daripada dengan mata uang mitra. Hal tersebut biasanya akan diikuti dengan tingkat suku bunga lebih tinggi.
Defisit Akun Berjalan
Transaksi berjalan adalah neraca perdagangan diantara negara dengan mitra dagang, yang mana melakukan semua pembayaran antar negara guna jenis barang, jasa, dividen, dan bunga. Defisit transaksi berjalan akan mampu menunjukkan kondisi suatu negara, yang mana menghabiskan lebih banyak dana pada transaksi perdangangan luar negeri dari pendapatannya. Hal tersebut karena negara harus meminjam modal dari sumber asing, guna dapat menutupi defisit.
Dengan kata lain, suatu negara akan memerlukan lebih banyak mata uang asing yang ia terima. Dari penjualan ekspor dan lebih banyak memasok mata uang domestik dari permintaan mata uang asing untuk setiap produknya. Kondisi kelebihan permintaan mata uang asing dapat menurunkan nilai tukar mata uang domestik. Penurunan tersebut bila terus terjadi sampai barang dan jasa domestik, sampai dianggap mempunyai harga cukup murah. Bagi para orang asing dan aset asing akan menjadi lebih mahal, saat dijual demi kepentingan dalam negeri.
Kenaikan Suku Bunga
Suku bunga akan memberi pengaruh pada nilai tukar lewat dampak pada arus modal. Dalam hal ini, anda sebaiknya lebih fokus pada spread antara suku bungan domestik terhadap suku bunga internasional. Spread suku bunga menjadi salah satu alasan mengapa beberapa investor memutuskan untuk memindahkan uang, yang mereka miliki ke pasar negara berkembang. Juga etika suku bunga mendekati nol di Amerika Serikat, negara berkembang akan dapat menawarkan suku bunga lebih tinggi.
Dampak Apresiasi Mata Uang
Apresiasi mata uang dapat membuat produk impor lebih murah untuk para pembeli dalam negeri. Mulai dari kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan bisnis. Selain itu, ada beberapa dampak lain dari apresiasi ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Peningkatan Persaingan pada Produk Impor
Saat kondisi harga lebih rendah, maka akan ada peningkatan permintaan impor. Ternyata di pasar domestik akan ada juga persaingan yang lebih tinggi. Selain itu, beberapa konsumen juga akan ada yang mulai beralih ke produk lokal. Supaya kondisi tetap kompetitif, perusahaan domestik biasanya akan memangkas biaya dan meningkatkan produktivitas serta menurunkan harga jual.
Penurunan Pinjaman Luar Negeri
Jika sebuah perusahaan Indonesia menerbitkan surat utang global dengan denominasi dolar AS. Misalnya pembayaran kupon dalam dolar AS, maka saat ada apresiasi rupiah terhadap dolar AS, akan menyebabkan perusahaan memerlukan lebih sedikit Rupiah. Untuk nantinya melakukan pembayaran kupon.
Keuntungan Translasi Nilai Tukar
Misalnya saat investor AS menyadari serta melakukan pengubahan keuntungan modal rumah, menjadi mata uang fungsional dolar AS. Dalam hal ini, maka apresiasi ekonomi akan menjadikan pihak asing memperoleh lebih banyak dolar AS.
Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
Adanya penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu dampak dari apresiasi mata uang. Misalnya saat memiliki asumsi pada komponen PDB seperti konsumsi, investasi, serta pengeluaran pemerintah tak berubah. Dalam hal ini, apresiasi mata uang tak hanya dapat meningkatkan impor, tetapi juga akan melemahkan ekspor. Sehingga, produk domestik bruto atau PDB akan menurun.
Selain apresiasi ekonomi, ada juga depresiasi yang mana merupakan kebalikannya. Kondisi depresiasi ini terjadi saat satu mata uang mempunyai nilai tukar melemah terhadap mata uang lain. Saat depresiasi terjadi, maka anda harus dapat mengeluarkan lebih banyak uang. Saat ingin menukarkan dengan mata uang asing.
Dalam perdagangan internasional, depresiasi ekonomi akan menyebabkan produk impor lebih mahal. Namun, dengan begitu maka harga produk dalam negeri menjadi lebih murah. Sampai saat ini, terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi kondisi apresiasi mata uang. Mulai dari suku bunga, siklus bisnis, kebijakan ekonomi, neraca perdagangan, sampai aktivitas spekulatif.
Baca Juga: Apresiasi Ekonomi: Penyebab dan Dampak jika Terjadi pada Suatu Negara
Demikian pembahasan mengenai apresiasi ekonomi, tepatnya penyebab dan dampak jika terjadi. Semoga membantu anda lebih memahami apa itu sebenarnya apresiasi dalam dunia ekonomi.