Bagaimana nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai di Indonesia? Setelah bergelut selama kurang lebih 2 tahun menghadapi covid-19, kini Indonesia sudah lebih pulih berkat upaya pemerintah menggalakan vaksin dan booster secara gratis di seluruh daerah.
Baca juga: Deretan Kode Rahasia Meteran Listrik PLN Beserta Fungsinya
Aplikasi Peduli Lindungi digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang telah melakukan vaksin dan booster atau belum. Karena bahkan sampai saat ini vaksin dan booster telah menjadi syarat wajib untuk bisa memasuki mall, tempat makan, dan tempat wisata.
Kemenkes Mengkaji Nasib Peduli Lindungi Saat Pandemi Usai

Pada Maret 2022 lalu, Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh Setiaji selaku Chief of Digital Transformation Office bicara soal nasib app tersebut. Setelah pandemi berubah menjadi endemi, app ini akan memiliki berbagai tambahan fitur sebagai app citizen health.
Citizen health merupakan app yang nantinya akan digunakan untuk memberikan para penggunanya akses ke seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia. Kedepannya, nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai perihal database serta pemrograman tidak ada perubahan.
Yang berbeda adalah integrasi yang dilakukan Kemenkes terkait berbagai akses vital masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu akses kesehatan vital yang dapat dijalankan melalui app ini adalah BPJS Kesehatan. Interface akan ditambahkan sebagai dukungannya.
Sebagai gambaran secara jelas, app ini merupakan app pelacak apakah seseorang terjangkit covid-19 atau tidak. Nantinya hasil pelacakan akan menampilkan 4 warna dengan arti beragam. Keempat warna tersebut memiliki arti berikut:
- Warna hijau merupakan warna paling aman. Ketentuannya pengguna harus sudah vaksin lengkap, tidak tercatat sebagai pasien covid, tes antigen maksimal 24 jam, tes PCR maksimal 3 hari, sembuh dari covid minimal 3 bulan.
- Sebelum membicarakan nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai seperti apa, warna kedua ada kuning. Artinya riwayat vaksin baru satu kali, bukan pasien covid, dan telah dinyatakan sembuh selama 90 hari terakhir. Nomor satu dan dua bisa bepergian.
- Warna merah artinya pengguna sama sekali belum melakukan vaksin dan dilarang bepergian keluar rumah. Kondisi pengguna bisa saja sehat, tetapi karena belum divaksin jadi beresiko menularkan virus kepada orang lain.
- Terakhir adalah warna hitam dengan keterangan sebagai pasien covid kurang dari 10 hari dan telah melakukan kontak erat dengan penderita lainnya. Yang seperti ini pasti dilarang sama sekali untuk bepergian kemanapun.
Meskipun nantinya beralih menjadi citizen health, namun nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai tentunya memberikan banyak hal positif. Berbagai hal positif tersebut contohnya menjadi sarana yang amat memudahkan siapapun mendeteksi kesehatan orang.
Lebih Baik Menautkan Layanan ke App Lain
Perubahan fungsi app merupakan niat baik pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Namun, jika dilihat dari berbagai sisi maka akan muncul pro kontra yang sebenarnya merupakan evaluasi untuk pemerintah, terutama Kemenkes sendiri.
Sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi citizen health, jujur saja penggunaan app ini kurang efektif untuk menyaring pengunjung yang sudah vaksin atau belum. Pasalnya, jika hanya dengan scan barcode, siapapun dapat memanfaatkan data orang yang telah vaksin.
Bahkan ada juga kasusnya orang belum divaksin, tetapi di data Peduli Lindungi tercatat sudah vaksin lengkap. Sebelum menentukan nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai, lebih baik pemerintah mengkaji dulu sistem keamanan pada app tersebut secara mendalam.
Karena jika dari satu app tidak bisa menjamin keamanan, sebaiknya layanan disematkan pada app lain saja. Contoh, sekarang siapa saja bisa melakukan akses dari berbagai app, seperti Jaki, Grab, Gojek, Tokopedia, dsb. Tidak harus instal Peduli Lindungi lagi.
Seorang dosen dari STEI ITB menganjurkan untuk mengumpulkan secara kolektif data pengunjung tetap ke sebuah fasilitas pendidikan, kesehatan, dsb. Misal, mahasiswa ITB dikumpulkan datanya berdasarkan KTM atau KTP untuk mendata sudah vaksin atau belum.
Daripada akhirnya mempertanyakan nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai seperti apa, para pengunjung tetap tidak perlu mengunduhnya sejak awal. Karena data sudah terhimpun secara kolektif, maka nanti tinggal scan wajah ketika mendatangi kampus.
Siapa yang sudah divaksin dan belum bisa muncul datanya tanpa perlu aplikasi lagi dari handphone. Namun, penggunaan sistem scan wajah ini hanya berlaku untuk pengunjung tetap. Artinya, jika ke tempat belanja dan tempat wisata penggunaannya tidak akan efektif.
Maka, paling tepat dari pertanyaan nasib setelah pandemi berubah menjadi endemi adalah menautkan layanan ke berbagai app yang sifatnya jangka panjang. Sekarang, kalian bisa menggunakan app ini dari ragam aplikasi lain, seperti Gojek, Tokopedia, Grab, juga Jaki.
Kementerian BUMN Sedang Mengkaji Masa Depan Peduli Lindungi

Hingga Oktober 2022 kemarin, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa mereka masih mengkaji nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai mau diapakan. Rencana menjadikannya sebagai citizen health ternyata masih proses sampai saat ini.
Kartika menginginkan nantinya app tersebut menjadi sarana konsultasi kesehatan online untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pelayanan kesehatan bukan hanya mengacu pada konsultasi, tetapi juga penebusan resep yang pembayarannya bisa dilakukan online juga.
Jika kalian pernah menggunakan aplikasi Halodoc, barangkali pelayanan yang dimaksudkan nantinya akan seperti itu. Kartika menyebutkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai harus terbiasa dengan berbagai sistem atau pelayanan digital.
Salah satunya adalah pengembangan atau pemanfaatan nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai menjadi platform citizen health untuk masyarakat. Kartika bahkan mengibaratkan efektivitas layanan online pada bidang kesehatan dengan pelayanan bank online.
Yang beliau ambil sebagai contoh adalah pelayanan digital dari Bank Mandiri, dimana berkat pelayanan online tersebut permasalahan hutang bisa terselesaikan. Namun, dalam hal ini ada saingan dari swasta yang lebih dulu terjun dengan pelayanan terbaik, yaitu Halodoc.
Lantas, apakah masyarakat akan beralih dari pelayanan online swasta ke layanan kesehatan online pemerintah? Bukan hal mustahil asal dengan catatan pelayanan dari pemerintah tersebut memberikan kepuasan dan perasaan lebih nyaman dibandingkan app swasta.
Akan Difungsikan Sebagai Penyaluran Bansos?
Masih yang dikatakan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo yang mengungkapkan ada dua kemungkinan besar nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai. Pertama, app nantinya berguna untuk pemerintah menyalurkan bantuan sosial.
Kedua, sebagai alat bagi pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan atau program. Kartika atau lebih akrab disapa dengan panggilan Tiko mengungkapkan nasib aplikasi ini akan secara bersama dirundingkan oleh Kominfo, Kemenkes, serta Telkom.
Ada wacana app ini akan menjadi aplikasi yang mempublikasikan berbagai bentuk pelayanan dari pemerintah untuk rakyat. Namun, Tiko mengatakan pada Oktober 2022 lalu bahwa rencana tersebut masih dalam pengkajian yang dilakukan oleh Kementerian PAN-RB.
Upaya para petugas pemerintahan tersebut sebagai bentuk respon atas hal yang diungkapkan Presiden RI, Joko Widodo bahwa pandemi di Indonesia segera berakhir. Dengan beralihnya status pandemi menjadi endemi, nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai mesti dipikirkan kembali.
Sampai saat ini, pemerintah belum secara resmi menetapkan status menjadi endemi. Namun, jika melihat menurunnya angka penyebaran covid, maka dapat diprediksikan perubahan status menjadi endemi tidak lama lagi akan terjadi.
Jadi, mari tunggu bersama-sama apa langkah pemerintah RI untuk benar-benar menuntaskan kasus covid di Indonesia. Bukan hanya penanganan medisnya, tetapi juga memanfaatkan berbagai layanan, salah satunya aplikasi yang menjadi andalan selama pandemi.
Kenali Fungsi Peduli Lindungi Selama Pandemi

Menarik beberapa waktu ke belakang, sebelum akhirnya saat ini muncul pertanyaan Peduli Lindungi mau diapakan? Kalian harus tahu apa saja fungsi aplikasi tersebut selama kasus covid sedang naik di seluruh dunia, seperti:
- Memberitahukan pengguna seberapa parah penyebaran virus di berbagai daerah melalui pemberian warna sesuai zonasi. Sebelum nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai dipertanyakan, orang akan sering membukanya saat bepergian.
- Menjadi contact tracing atau pelacakan kontak selama 14 hari terakhir yang dilakukan pengguna. Treking kontak ini berguna untuk mencari tahu jika terkena virus maka riwayat atau kemungkinannya menular dari siapa.
- Aplikasi memberikan statistik data covid setiap hari. Hal ini penting untuk membuat kalian lebih waspada dan selalu ingat menerapkan protokol kesehatan dimanapun.
Serta banyak lagi fungsi lain yang tentunya sudah kalian rasakan sebagai pengguna. Sekarang, seiring sudah menurunnya kasus covid, maka penggunaan aplikasi ini juga semakin menurun.
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 38, Syarat, dan Cara Pendaftaran
Sebenarnya merupakan pertanda bagus karena itu artinya Indonesia mulai pulih. Namun, karena pengunduh sudah jutaan bahkan lebih, maka nasib Peduli Lindungi saat pandemi usai di Indonesia mesti diperhatikan secara seksama oleh pemerintah.