Pemerintah melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia di Tahun 2023 ini. Presiden Jokowi (Joko Widodo) telah hadir langsung dalam acara ini dan memberikan beberapa pesan penting. Acara tersebut berlangsung secara hybrid di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat. Simak sederet pesan penting presiden Jokowi tentang ekonomi:
Baca juga: Presiden Jokowi Mengingatkan Tantangan Global 2023
Presiden Jokowi Mengingatkan Tantangan Global 2023

Presiden Jokowi mengingatkan kepada kepala daerah agar hati-hati dalam menghadapi tahun 2023 ini, sebab masih banyak tantangan dari efek kondisi global. Semua pihak di wanti-wanti agar jangan sampai keliru dalam membuat kebijakan. Walaupun bisa melalui tahun turbulensi ekonomi di tahun 2022, namun tetap hati-hati di tahun 2023 ini masih menjadi tahun ujian untuk ekonomi di Indonesia juga bagi ekonomi global, dan sekecil apapun kebijakan tersebut harus berbasis pada data serta fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Orang nomor satu di Indonesia ini kembali mengingatkan laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan jika sepertiga ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi. Sampai-sampai untuk negara yang tidak terkena resesi pun ratusan juta penduduknya akan merasakan seperti sedang terjadi resesi. Sehingga Indonesia harus hati-hati, sebab sepertiga itu artinya kurang lebih 70 negara. Apalagi negara yang memiliki pasien IMF yang jumlahnya terus bertambah, Presiden Jokowi menyebut terbaru sudah ada 47 negara yang meminta bantuan untuk diselamatkan.
Guncangan ekonomi yang disebabkan karena pandemi, perang tersebut sudah menyebabkan 47 negara yang masuk menjadi pasiennya IMF. Ingat di tahun 1997-1998 Indonesia sedang menjadi pasien IMF yang ambruk ekonominya dan ambruk politiknya juga. Ini sudah ada 47 negara dan lain masih antre di depan pintunya IMF.
Inflasi
Presiden Jokowi juga menyebutkan sekarang ini yang menjadi momok di semua negara yaitu inflasi. Maka dari itu, seluruh kepala daerah diminta agar terus memantau harga barang dan jasa yang berada di lapangan dengan cara sering-sering ke pasar. Untuk bupati, wali kota, gubernur tolong sering-sering masuk ke pasar. Cek dengan benar di lapangan, apakah data yang diberikan sesuai dengan fakta-fakta dilapangan. Jangan sampai, sudah tidak musim lagi sekarang ini yang namanya ABS (Asal Bapak Senang).
Presiden Jokowi juga meminta agar hati-hati terhadap kenaikan harga beras yang sudah terjadi belakangan ini. Ia mengaku sudah memperingati perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog). Terkait tentang beras Presiden Jokowi sudah 2 hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah tersebut, sebab di lapangan 79 daerah beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit. Belum lagi dengan urusan telur, daging ayam ras serta tomat. Jokowi juga sudah mengetahui sejumlah daerah yang mengalami kenaikan harga bahan pokok tersebut.
Untuk urusan telur 89 daerah juga mengalami hal yang sama naiknya, urusan kecil-kecil seperti tomat 82 daerah mengalami kenaikan dan daging ayam ras 75 daerah mengalami kenaikan. Presiden Jokowi juga meminta agar pemerintah daerah hati-hati dalam menaikkan setiap harga, seperti tarif angkutan umum sampai air minum di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebab pasalnya hal tersebut dapat mengakibatkan kenaikan inflasi di setiap daerah.
Kemiskinan yang Ekstrim
Presiden Jokowi menyoroti angka kemiskinan di 14 provinsi yang masih di atas rata-rata nasional, padahal pemerintah sendiri menargetkan kemiskinan ekstrem nol persen di tahun 2024. Maka dari itu, kepala daerah diminta untuk memperhatikan dengan benar target serta sasaran yang belum tercapai. Sebab Presiden Jokowi menganggap semua sudah mengetahui penanganan seperti apa yang harus dilakukan. Ini target yang tidak mudah, di tahun 2022 masih 2% dan 14 provinsi kemiskinan diatas nasional.
Stunting
Presiden Jokowi meminta untuk kepala daerah agar hati-hati untuk masalah stunting, karena pasalnya Indonesia terancam tidak mendapatkan keuntungan dari bonus demografi jika sumber daya manusianya tidak diimbangi dengan kecerdasan serta produktivitas yang baik. Bukan keuntungan yang akan didapatkan, namun akan memberikan beban yang besar kepada negara sehingga stunting tersebut harus menjadi target penyelesaian untuk pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Angka stunting di Indonesia sendiri sebenarnya terus mengalami penurunan, dari 37% di tahun 2014, di tahun 2021 sudah berada di 24% dan di tahun 2022 diperkirakan berada di 21%. Presiden Jokowi menargetkan di 2024 angka stunting dapat berada di bawah 14%. Presiden Jokowi juga mengungkapkan 23% penyumbang stunting yaitu pada masalah bayi yang belum lahir atau masih di dalam kandungan. Untuk itu, pemerintah daerah diminta agar mengingatkan terus tentang pentingnya gizi bagi ibu hamil.
Selanjutnya penyumbang stunting di Indonesia juga berasal dari bayi yang baru lahir sampai di usianya 2 tahun. Jokowi mengingatkan pentingnya makanan alami yang memiliki protein tinggi seperti hati ayam dan juga telur. Setelah lahir sampai 2 tahun, ini 37% penyumbang stunting, hal tersebut lebih susah penyelesaiannya. Dan perlu diingat pada saat intervensi, maka kritis intervensi, jangan diberikan makanan yang namanya ultra proses biskuit, bubur instan dan hati-hati ini banyak dilakukan.
Baca juga : Apresiasi Ekonomi: Penyebab dan Dampak jika Terjadi pada Suatu Negara
Investasi
Presiden Jokowi menyebutkan investasi menjadi kunci untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 dan menjadi salah satu rebutan di semua negara. Oleh karena itu, seluruh pemerintah daerah diminta untuk memberikan perhatian terhadap investasi. Jangan lagi izin berbulan-bulan. Sekarang ini disebutkan ada 2 permasalahan besar yang dihadapi di daerah tentang invertase yaitu mengenai Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Menurut Presiden Jokowi 2 hal tersebut yang harus diselesaikan dengan kecepatan. Presiden Jokowi juga meminta agar gubernur, bupati, wali kota dan DPRD segera untuk menyelesaikan yang belum dan jangan sampai ditunda-tunda.