Istilah keunggulan komparatif mungkin banyak belum diketahui. Keunggulan komparatif dalam ekonomi ialah kemampuan yang dimiliki individu, perusahaan, atau negara untuk menghasilkan barang maupun jasa. Dengan menggunakan sejumlah dana yang lebih rendah, dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan kompetitor. Keunggulan komparatif dapat memberi kemampuan untuk menjual barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah, daripada dengan kompetitor. Bukan hanya itu, juga dapat membantu para pelaku usaha dalam menyadari margin penjualan yang cukup kuat.
Baca Juga: 5 Kritik Keungguan Komparatif dalam Ekonomi
Penggunaan dana dalam jumlah besar oleh kompetitor yang memiliki keunggulan komparatif dalam ekonomi, belum tentu dapat memperoleh hasil yang baik daripada perusahaan lain yang memproduksi barang atau jasa. Hal itu, membuktikkan bahwa pengorbanan berupa pengeluaran dana atau modal, yang mana cukup besar belum tentu dapat menghasilkan keuntungan. Terdapat beberapa asumsi dalam teori keunggulan komparatif dalam ekonomi, yakni:
- Biaya transportasi tak ada sebab bisa menghilangkan efek biaya peluang dan berdampak pada harga jual.
- Hanya sumber daya manusia yang diperhitungkan dalam faktor produksi.
- Tenaga kerja disebut mobila pada pasar domestik, namun tidak mobile di antar negara.
- Hanya ada dua jenis barang dari dua negara, yang mana terlibat dalam proses produksi.
- Operasional pasar terjadi pada persaingan sempurna d kedua negara.
Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif

Sebelum membahas perbedaan kedua teori ini, Anda harus tahu apa itu perdagangan internasional. Dimana perdagangan internasional akan melibatkan beragam kegiatan transaksik yang terjadi antar negara. Perdagangan internasional terjadi berdasarkan asas persetujuan bersama, yang mana memberi manfaat pada bidang ekonomi, politik, pertahanan keamanan negara, dan juga sosial. Dikarenakan pengaruh yang cukup signifikan, banyak pihak yang berusaha mengeluarkan ide pemikiran serta mengembangkannya dengan dasar teori perdagangan internasional.
Hal itu dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan guna menerapkan kebijakan aktivitas ekonomi makro, yang ada dalam satu negara. Ada dua teori yang cukup menonjol yakni teori keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif dalam ekonomi hadir dari biaya peluang yang lebih sedangkan, yang merupakan manfaat hilang ketika memilih satu alternatif terbaik selanjutnya. Misalnya, seorang pekerja dapat menggunakan satu jam kerjanya untuk menghasilkan dua kain atau 4 tas.
Meski ada alternatif lain, namun dapat diasumsikan bahwa itu bukan yang terbaik. Dalam hal itu, saat Anda memilih untuk memproduksi dua kain, maka biaya peluangnya adalah empat tas. Sedangkan, jika Anda memilih memproduksi empat tas, maka biaya peluangnya adalah dua kain. Kemudian, keunggulan mutlak atau absolut hadir dari biaya per produk yang lebih sedikit, yang mana muncul ketika sebuah negara dalam kondisi:
- Dapat menghasilkan output yang lebih banyak dengan menggunakan input sama.
- Dapat menghasilkan kualitas sama, tetapi menggunakan input yang lebih rendah.
- Dapat menghasilkan kuantitas sama, tetapi lebih cepat.
Dengan begitu, para pekerja memiliki keunggulan absout dalam memproduksi tas. Sebab mereka dapat menghasilkan empat unit dalam kurun waktu satu jam. Hal itu berarti lebih banyak daripada dengan hanya dua unit kain.
Contoh Keunggulan Komparatif dalam Ekonomi

Salah satu contoh keunggulan komparatif dalam ekonomi yakni antara Indonesia dan Malaysia. Dimana kedua negara sama-sama memanfaatkan tenaga kerja guna input produksi garmen. Dengan asumsi upah tenaga kerja sama, maka jumlah produksi garmen dan sepatu yang dihasilkan masing-masing negara, yakni:
- Indonesia= garmen 100 dan sepatu 120
- Malaysia= garmen 90 dan sepatu 80
Jika dilihat dari data tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut atas garmen. Sebab dapat menghasilkan lebih banyak dari Malaysia. Indonesia dapat menghasilkan 100 unit garmen per jam, sedangkan Malaysia hanya 90 unit. Untuk sepatu, Indonesia bisa memproduksi 120 sepatu dan Malaysia hanya 80 unit saja. Dengan teori keungggulan absolut, kedua negara seharusnya tak saling berdagang. Sebab Indonesia sudah punya keungguan absolut atas kompetitor.
Tetapi, jika menggunakan keunggulan komparatif dalam ekonomi, Indonesia dan Malaysia bisa berdagang. Sebab kedua negara dianggap untung, jika fokus pada produk dengan biaya peluang terkecil. Biaya peluang bisa dihitung lebih dulu dengan kalkulasi harga relatif per unit garmen, pada masing-masing negara.
Indonesia= garmen 1,3 dan sepatu 1
Malaysia= garmen 0,8 dan sepatu 1
Dengan asumsi bahwa harga tiap produk sebesar biaya peluang. Maka harga garmen akan lebih mudah daripada Indonesia, sebab harga relatif lebih rendah. Kemudian, perhitungannya dibalik antara garmen dan sepatu, menjadi:
- Indonesia= garmen 1 dan sepatu 0,85
- Malaysia= garmen 1 dan sepatu 1,3
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa asumsikan bahwa harga tiap produk sebesar biaya peluang. Bila dilihat dari data di atas, maka harga sepatu di Indonesia lebih murah daripada di Malaysia. Hal tersebut karena harga relatifnya yang lebih rendah. Berdasarkan teori keungguan komparatif dalam ekonomi, perdagangan Indonesia dan Malaysia bisa menjadi menguntungkan. Bila dikomparasikan, Indonesia lebih unggul dalam produksi sepatu, sedangkan Malaysia unggul dalam produksi garmen.
Kritik terhadap Keunggulan Komparatif dalam Ekonomi

Di bawah ini adalah beberapa kritik terhadap keunggulan komparatif dalam ekonomi:
- Produksi dan perdagangan tidak hanya melibatkan dua produk atau dua negara saja. Asumsi dua produk itu masih jauh dari kenyataan, yang mana kegiatan ekspor dan impor biasanya melibatkan banyak negara dan produk.
- Tenaga kerja tidak hanya satu-satunya faktor produksi. Terdapat faktor lain yang memiliki peran penting, seperti modal, kewirausahaan, dan juga sumber daya alam.
- Perdagangan antara negara akan melibatkan biaya transportasi. Jadi, bila diansumsikan tidak ada, maka hal tersebut adalah mustahil. Biaya transportasi akan sangat berpengaruh pada harga jual dan mungkin akan menghilangkan keunggulan serta perbedaan biaya peluang.
- Model akan memengaruhi perbedaan produktivitas tenaga kerja, yang juga akan memengaruhi perbedaan kualitas barang modal yang ada di negara. Dimana tak diperhitungkan dalam model.
- Tenaga kerja tak harus selalu mobile, yang mana untuk menemukan pekerjaan aru ketika beralih ke industri yang berbeda, pekerja membutuhkan waktu. Bukan hanya itu, di era globalisasi ini, mereka juga dapat dengan mudah berpindah antar negara. Dengan tujuan guna mengejar kesempatan yang lebih baik.
Baca Juga: 5 Kritik Keungguan Komparatif dalam Ekonomi
Keunggulan komparatif dalam ekonomi menjadi sebuah alasan suatu negara yang dapat memproduksi dan mengekspor barang, meski masyarakatnya terlihat tak memiliki keterampilan daripada dengan negara lain. Maka dari itu, akan lebih baik bila suatu negara mengkhususkan diri, dalam memproduksi barang atau produk tertentu. Dimana mereka memiliki keunggulan komparatif didalamnya. Keunggulan komparatif dalam ekonomi lebih mangacu pada kemampuan menghasilkan suatu barang atau jasa menggunakan biaya lebih rendah atau sedikit. Namun, tak harus pada volume atau kualitas yang lebih besar. Perlu diperhatikan bahwa keunggulan komparatif dapat membuat seluruh negara bisa memiliki tabungan yang dalam persoalan perniagaan.