Kejahatan digital banking atau sering disebut sebagai “Cybercrime” di sektor keuangan adalah ancaman yang signifikan.
Baca Juga : Mengenal Bank Sinarmas Syariah dan Kelebihan yang Dimilikinya
Kejahatan ini sendiri sekarang menjadi semakin populer. Jika dilihat pada statistiknya, jumlah nasabah yang menjadi korban cybercrime di sektor keuangan terus meningkat dari waktu ke waktu.
9 Macam Kejahatan Digital Banking

Kejahatan dalam digital banking sendiri terus mengalami perkembangan. Berikut adalah beberapa macam kejahatan digital yang terkait dengan perbankan:
Phishing
Kejahatan digital banking sering menggunakan teknik phishing untuk memancing informasi pribadi dan keuangan dari individu.
Pelaku mengirimkan pesan palsu yang tampaknya berasal dari bank atau lembaga keuangan resmi dan meminta korban untuk memberikan informasi sensitif seperti nomor rekening, kata sandi, dan nomor kartu kredit.
Malware dan Virus
Perangkat lunak berbahaya (malware) dan virus komputer dapat digunakan untuk kejahatan digital banking dengan mencuri informasi perbankan, seperti login dan kata sandi, atau bahkan mengendalikan komputer korban.
Ransomware adalah jenis malware yang memblokir akses ke komputer atau data hingga korban membayar tebusan.
Skimming Kartu ATM
Penjahat dapat memasang perangkat perekam di mesin ATM untuk melakukan kejahatan digital banking dan mencuri informasi dari kartu debit yang digunakan oleh korban. Kemudian dapat mengkloning kartu tersebut untuk melakukan transaksi ilegal.
Pencurian Identitas
Pencurian identitas melibatkan penggunaan informasi pribadi seseorang, seperti nama, tanggal lahir, dan nomor KTP, untuk membuka rekening bank palsu atau melakukan transaksi keuangan lainnya atas nama korban.
Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS dalam kejahatan digital banking dilakukan dengan cara mengalirkan lalu lintas internet yang sangat tinggi ke server perbankan, yang menyebabkan server tidak dapat lagi melayani permintaan yang sah dari nasabah.
Ini dapat mengganggu operasi perbankan dan menyebabkan kerugian yang jumlahnya tidak sedikit.
Man in the Middle (MITM) Attacks
Dalam kejahatan digital banking dengan serangan MITM, penyerang mencoba mendapatkan akses ke komunikasi antara nasabah dan lembaga keuangan. Ini memungkinkan untuk mencuri data sensitif yang dikirimkan.
Penipuan Kartu Kredit dan Debit
Penjahat dapat mencuri atau mendapatkan akses ke informasi kartu kredit atau debit dan menggunakan kartu tersebut untuk melakukan pembelian ilegal atau penarikan uang dari rekening korban.
Penipuan Investasi dan Mata Uang Kripto
Penipuan terkait investasi palsu atau mata uang kripto ilegal juga menjadi masalah. Kejahatan digital banking biasanya meyakinkan orang untuk berinvestasi dalam skema yang palsu atau mengirimkan mata uang kripto ke alamat yang salah.
Pencurian Data Nasabah
Pelaku cyber juga sering mencoba mencuri data nasabah, termasuk data identitas, histori transaksi, dan informasi rekening lainnya, untuk tujuan penipuan atau pencurian identitas.
Lembaga keuangan dan nasabah perlu selalu waspada terhadap potensi ancaman keamanan digital ini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri dan pelanggan dari kejahatan digital.
Kejahatan digital banking ini termasuk pelaksanaan perlindungan keamanan yang kuat, pelatihan karyawan, dan edukasi nasabah tentang potensi risiko dan tindakan pencegahan.
10 Tips untuk Menghindari Kejahatan Digital Banking
Mencegah kejahatan digital di sektor perbankan adalah langkah penting untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan pribadi. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mencegah kejahatan digital di perbankan:
Jangan Terjebak Phishing
Hati-hati terhadap email, pesan teks, atau panggilan telepon yang meminta informasi pribadi atau keuangan. Jangan klik tautan atau lampirannya jika kalian ragu tentang keasliannya. Selalu verifikasi sumber pesan sebelum berbagi informasi sensitif.
Periksa Situs Web yang Aman
Pastikan situs web perbankan atau keuangan yang kalian kunjungi memiliki koneksi aman (HTTPS) dan ditandai sebagai aman oleh browser kalian. Hal ini memastikan bahwa data kalian dienkripsi saat ditransmisikan.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Banyak layanan perbankan digital menawarkan opsi autentikasi dua faktor. Aktifkan 2FA untuk lapisan keamanan ekstra. Ini melibatkan penggunaan kata sandi dan kode unik yang hanya kalian miliki, seperti kode yang dikirimkan ke ponsel kalian.
Gunakan Kata Sandi yang Kuat
Gunakan kata sandi yang unik, panjang, dan kuat untuk menghindari kejahatan digital banking. Jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak atau terkait dengan informasi pribadi kalian.
Perbarui Perangkat Lunak Secara Rutin
Pastikan sistem operasi, perangkat lunak keamanan, dan perangkat keras kalian diperbarui secara berkala. Pembaruan ini sering mencakup perbaikan keamanan yang dapat membantu melindungi kalian dari ancaman terbaru.
Waspadai Wi-Fi Umum
Untuk mengatasi kejahatan digital banking, hindari melakukan transaksi keuangan atau mengakses akun kalian melalui jaringan Wi-Fi umum yang tidak aman. Gunakan jaringan pribadi atau VPN (Virtual Private Network) jika perlu.
Jangan Bagikan Informasi Pribadi Secara Terbuka
Hindari berbicara tentang informasi pribadi atau keuangan kalian di depan umum atau di tempat umum. Ingatlah bahwa peretas sering mencari informasi pribadi yang dapat digunakan untuk serangan.
Periksa Aktivitas Akun Kalian Secara Rutin
Rutin periksa rekening dan aktivitas akun kalian. Jika kalian melihat transaksi yang mencurigakan atau tidak sah, laporkan segera ke bank atau lembaga keuangan kalian.
Gunakan Aplikasi Resmi
Saat mengunduh aplikasi perbankan atau keuangan di ponsel kalian, pastikan itu adalah aplikasi resmi dari penyedia layanan keuangan tersebut. Hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.
Edukasi Diri Sendiri
Pelajari tentang berbagai jenis kejahatan digital yang ada dan caranya melindungi diri kalian dari ancaman tersebut. Pemahaman adalah kunci untuk menghindari jebakan dan penipuan.
Selalu ingat bahwa tidak ada sistem keamanan yang 100% aman, tetapi dengan tindakan pencegahan yang tepat, kalian dapat mengurangi risiko menjadi korban kejahatan digital di sektor perbankan. Selalu waspada dan bijak dalam berurusan dengan keuangan online.
10 Ciri Situs Web Aman untuk Menghindari Kejahatan Digital

Terkadang sulit untuk menentukan keamanan situs web hanya dengan melihat tampilannya, tetapi ada beberapa ciri umum yang dapat membantu kalian menilai apakah suatu situs web mungkin aman atau tidak. Berikut adalah beberapa ciri dari situs web yang aman:
Koneksi Aman (HTTPS)
Situs web yang aman akan menggunakan protokol HTTPS, yang berarti semua data yang dikirimkan antara peramban Kalian dan server situs web dienkripsi. Kalian dapat melihat ikon gembok di bilah alamat peramban dan URL dimulai dengan “https://”.
Sertifikat SSL
Situs web yang aman akan memiliki sertifikat SSL (Secure Sockets Layer) yang dikeluarkan oleh otoritas sertifikasi terpercaya. Ini menunjukkan bahwa situs tersebut telah diverifikasi dan data yang ditransmisikan dienkripsi dengan aman.
Tidak Ada Peringatan Keamanan
Peramban Kalian tidak akan menampilkan peringatan keamanan seperti “Situs tidak aman” atau “Koneksi tidak aman” ketika kalian mengunjungi situs web yang aman.
Alamat Email Resmi
Situs web yang sah dan aman akan memiliki alamat email resmi yang dapat Kalian gunakan untuk menghubunginya. Hindari situs web yang hanya menawarkan formulir kontak tanpa informasi kontak yang jelas.
Tampilan Profesional
Situs web yang aman sering memiliki tampilan yang profesional, dengan desain yang rapi, antarmuka yang bersih, dan informasi yang disusun dengan baik.
Kebijakan Privasi dan Syarat & Ketentuan
Situs web yang aman akan memiliki kebijakan privasi dan halaman Syarat & Ketentuan yang jelas dan mudah diakses. Ini menjelaskan bagaimana data kalian akan digunakan dan hak dan tanggung jawab kalian sebagai pengguna.
Tidak Ada Tautan yang Rusak
Situs web yang aman akan memastikan bahwa semua tautan dan halaman bekerja dengan baik. Tautan yang rusak atau halaman yang tidak berfungsi dapat menjadi tanda bahwa situs tersebut tidak terawat dengan baik.
Reputasi Positif
Lakukan riset tentang situs web tersebut. Cari ulasan, rekomendasi, atau pengalaman pengguna lainnya. Situs web dengan reputasi positif lebih cenderung aman.
Keamanan Kata Sandi
Jika situs memerlukan Kalian untuk membuat akun, pastikan memiliki prosedur keamanan yang kuat untuk kata sandi kalian, seperti persyaratan panjang kata sandi yang baik dan autentikasi dua faktor.
Tidak Ada Permintaan Informasi Pribadi yang Berlebihan
Situs web yang aman tidak akan meminta informasi pribadi yang tidak relevan atau berlebihan. Hati-hati terhadap situs yang meminta terlalu banyak informasi pribadi.
Baca Juga : BukuWarung (Aplikasi Pembukuan) Tradisional ke Era Digital
Ingatlah bahwa penipu sering mencoba meniru situs web yang sah, jadi selalu waspada dan teliti saat berinteraksi dengan situs web untuk menghindari kejahatan digital banking.