Setelah dijual ke Singapura pada masa Presiden Megawati, saat ini sosok pemilik Indosat yang baru menjadi perhatian banyak orang. Pasalnya saat ini Indosat telah dipegang oleh sosok pemilik yang berasal dari negara asing.
Indosat merupakan salah satu operator seluler terbesar yang ada di Indonesia. Indosat memiliki jumlah pengguna terbanyak kedua setelah Telkomsel sehingga tidak heran jika menjadi favorit banyak pengguna khususnya kalangan remaja dan anak muda.
Awalnya Indosat merupakan perusahaan milik negara. Akan tetapi dijual ke Singapura pada masa pemerintahan Megawati. Sebelum mengulik sosok pemilik Indosat, ketahui dulu sejarah operator seluler ini seperti berikut Ini agar kalian lebih paham mengenai Indosat ini yang di Indonesia penggunanya terbilang cukup banyak.
Sejarah Perkembangan Perusahaan Indosat Ooredoo

Indosat pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1967. Awalnya ini merupakan perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi antar negara yang berlangsung di Indonesia.
Pada tahun 1980, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat demi mendukung program satelit Orde Baru pada masa itu. Setelah berubah menjadi BUMN, perusahaan ini akhirnya masuk ke bursa efek pada tahun 1995.
Sebagai perusahaan milik negara, Indosat akhirnya mendirikan Telkomsel dengan menggandeng perusahaan pelat merah yaitu PT Telkom (Persero) yang dilakukan pada tahun 1995. Akhirnya Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia.
PT Telkom memiliki modal sebesar 51 persen dengan nilai 66.6 miliar. Sedangkan sosok pemilik Indosat memiliki saham sebesar 49 persen dengan nilai 63.9 miliar. Jadi total saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 133.5 miliar.
Kerjasama antara Indosat dan Telkomsel ternyata tidak berlangsung lama. Pada tahun 2001, kedua perusahaan tersebut memutuskan untuk pecah kongsi dan menukar saham dengan anak perusahaan masing-masing.
Setelah tidak memiliki saham di Telkomsel, akhirnya Indosat memutuskan untuk mendirikan perusahaan baru yang siap menyaingi Telkomsel. Indosat akhirnya mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile dengan produk andalannya IM3.
Indosat Dijual di Masa Presiden Megawati

Di tahun 2002, tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Megawati, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas akhirnya memutuskan untuk menjual saham Indosat kepada STT Communication Ltd yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh pemerintah Singapura.
Indosat dijual oleh Megawati sebagai presiden pada masa itu dengan harga 517.5 juta lembar saham yang mewakili sekitar 50 persen dari saham seri B dalam tua tahap. Keputusan tersebut pada masa itu sempat menimbulkan kritik pedas mengingat Indosat merupakan aset strategis sebagai perusahaan pemilik satelit dan operator seluler.
Di tahun 2008, sosok pemilik Indosat berganti kembali menjadi Ooredoo Group. Ini merupakan perusahaan telekomunikasi asal Doha Qatar yang memutuskan untuk membeli mayoritas saham Indosat dari STT Telecom.
Pergantian kepemilikan ini membuat nama perusahaan juga ikut berubah. Dari bernama PT Indosat Ooredoo Tbk menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. Pada perusahaan baru ini, pemerintah Indonesia memiliki saham sebesar 9.6 persen.
Sosok Pemilik Indosat yang Baru

Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia memutuskan untuk merger di awal tahun ini. Keputusan ini akhirnya melahirkan perusahaan hasil merger yang bernama Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan menjadi operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia setelah Telkomsel.
Setelah merger, Vikram Sinha resmi menjadi Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo Hutchison. Keputusan ini dibuat melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Vikram Sinha akan memimpin Indosat Ooredoo Hutchison untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan telekomunikasi digital terbaik di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dan peluang pasar yang luar biasa.
Sosok pemilik Indosat yang baru ini merupakan sosok profesional yang berpengalaman dalam dunia telekomunikasi global khususnya untuk wilayah Asia dan Afrika. Vikram Sinha juga memiliki rekam jejak yang terbukti berhasil mendorong pertumbuhan tinggi di berbagai industri dan geografis.
Sejak bergabung dengan perusahaan Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram telah ditempatkan di beberapa negara. Menurut Vikram, Indosat merupakan sebuah perusahaan yang sangat kuat dan berpotensi besar di Indonesia.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi Vikram saat menjadi pemimpin perusahaan Indosat Ooredoo Hutchison adalah harus mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini agar ia bisa lebih dekat dan semakin memahami karakteristik masyarakat Indonesia.
Vikram Sinha sendiri merupakan sosok pemilik Indosat kelahiran India tahun 1974. Setelah bergabung beberapa tahun dengan perusahaan Indosat Ooredoo, Vikram mengaku mulai bisa beradaptasi dan semakin semangat untuk mempelajari hal baru tentang Indonesia.
Indosat Merger dengan Tri Indonesia

Awal tahun 2022 silam, Indosat Ooredoo melakukan merger dengan perusahaan Tri Indonesia. Merger ini membuat nama perusahaan berubah menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison. Upaya ini dilakukan untuk menggabungkan pelanggan sehingga membuat Indosat menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Upaya merger yang dilakukan Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia diperkirakan akan menghasilkan 42.78 triliun. Angka ini pastinya sangat besar sehingga tidak heran jika perusahaan ini menjadi yang terbesar di Indonesia.
Selain untuk mendapatkan keuntungan, tujuan dari merger ini adalah untuk efisiensi jaringan yang lebih meningkat sehingga pengguna akan lebih diuntungkan. Dengan penggabungan ini, Indosat akan memiliki jaringan 5G yang lebih kuat.
Upaya ini tidak lain berkat sosok pemilik Indosat baru yang berasal dari Qatar dengan kepemilikan saham sebesar 67.40%. Sedangkan Hutchison Tri memiliki saham sebesar 32.60%. Setelah merger, base transceiver station (BTS) menjadi 159.918 unit.
Jumlah ini menempati posisi kedua setelah PT Telkom Indonesia yang memiliki BTS sebanyak 231.172 unit. Prospek kedepan setelah merger diprediksi masih akan sangat besar sehingga Indosat berpeluang bisa mengungguli Telkomsel.
Komposisi Pemegang Saham Indosat Setelah Merger

Berdasarkan laporan dari PT EDI Indonesia selaku biro administrasi efek, susunan pemegang saham Indosat terdiri atas beberapa pihak. Antara lain Ooredoo Asia Pte Ltd sebesar 43.81%, PPA Investasi Efek sebesar 9.63%, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia SA1 sebesar 10.77% dan Hutchison Asia Telekomunikasi Ltd sebesar 21.65%.
Dari data tersebut diketahui bahwa kepemilikan saham Ooredoo pada Indosat Ooredoo Hutchison berkurang dari sebelumnya yaitu sebesar 65%. Kepemilikan PPA – BUMN juga berkurang dari sebelumnya sebesar 14.29%.
Per 5 Januari 2022, kembali terjadi perubahan dalam susunan pemegang saham Indosat. Sosok pemilik Indosat Ooredoo Asia memegang saham sebesar 65.64%, bertambah dari sebelumnya yang hanya sebesar 43.81%.
PT Tiga Komunikasi Indonesia memegang saham sebesar 10.77% dan kepemilikan Hutchison Asia Telecommunications berkurang menjadi 0%. Padahal sebelumnya, perusahaan ini memiliki saham sebesar 21.65%.
Selain sosok pemilik Indosat yang berubah, susunan dewan komisaris dan dewan direksi Indosat Ooredoo Hutchison juga mengalami perubahan. Sususanannya saat ini menjadi seperti berikut:
- Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Halim Alamsyah
- Deputi Komisaris Utama: Canning Fok Kin Ning
- Deputi Komisaris Utama: Aziz Ahmad M Aluthman Fakhroo
- Komisaris Independen: Hernando
- Komisaris Independen: Wijayanto Samirin
- Komisaris Independen: Elisa Lumbantoruan
- Komisaris Independen: Syed Maqbul Quader
- Komisaris Independen: Rudiantara
- Komisaris: Frank John Sixt
- Komisaris: Patrick Walujo
- Komisaris: Nigel Thomas Byrne
- Komisaris: Rene Heinz Werner
- Komisaris: Ahmad Abdulaziz AA Al Neama
- Komisaris: Meirijal Nur
- Dewan Direksi
- Direktur Utama: Vikram Sinha
- Direktur Independen: Irsyad Sahroni
- Direktur: Nicky Lee Chi Hung
- Direktur: Muhammad Danny Buldansyah
- Direktur: Armand Hermawan
Sosok pemilik Indosat Indosat terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan keuntungan sekaligus kualitas pelayanan yang diberikan. Meski sebagian besar dikuasai oleh perusahaan asing, akan tetapi pemerintah Indonesia masih tetap memiliki kepemilikan saham di Indosat.
Upaya ini memang bisa mendongkrak keuntungan yang lebih besar bagi Indosat. Namun sayangnya, perkembangan dari segi jaringan masih kurang sehingga banyak pelanggan yang mengeluh kualitas jaringan tidak lebih baik dari Telkomsel. Jika ingin menjadi perusahaan telekomunikasi yang terbaik di Indonesia, Indosat harus bisa meningkatkan kualitas jaringannya.
Baca juga : Biaya Bulanan Telepon IndiHome, dan Berbagai Paket Lainnya
Meski bukan menjadi pemilik saham terbesar, namun pemerintah Indonesia masih terus berusaha untuk mengembalikan kembali kepemilikan Indosat di tangan sendiri seperti sebelum dijual ke Singapura.
Mengetahui sosok pemilik Indosat memang sangat menarik untuk dikulik mengingat sejarah panjang dari perusahaan Indosat sendiri.