Kenali pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia yang bisa menjadi inspirasi untuk wanita kuat seperti kalian. Tentu kalian juga tidak asing dengan aplikasi Canva, bukan?
Baca juga : 6 Daftar Pemilik Perusahaan Terkaya di Indonesia
Canva adalah aplikasi grafis yang sangat bagus dengan fitur lengkap. Meski kalian bukanlah desainer grafis yang pro, tapi masih bisa membuat editan poster, pamphlet, undangan dan lainnya dengan mudah melalui Canva.
Siapa sangka bahwa pendiri Canva ini adalah seorang wanita. Berkat kesuksesan aplikasinya, kini menjadi salah satu orang terkaya. Kali ini, kita kulik kisah tentang pendiri Canva jadi perempuan terkaya di Australia, siapakah dia?
Mengenal Aplikasi Canva dari Awal Hingga Sekarang

Sebelum mengenal pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia, terlebih dulu kita kenali aplikasi Canva itu sendiri. Karena mungkin beberapa kalian juga masih yang belum tahu tentang Canva.
Pada awal dirilisnya, Canva memang masih menjadi aplikasi edit online yang bisa diakses melalui website. Biasanya akan sangat mudah diakses ketika kalian menggunakan PC.
Ini merupakan aplikasi desain yang diluncurkan pada tahun 2013. Saat awal peluncurannya, banyak orang yang mengunjungi website tersebut untuk mengedit hingga populer di seluruh dunia.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah pengguna aktif setiap bulan yang mencapai 60 juta hingga 7 miliar karya desain yang telah tercipta. Karena makin sukses, maka Canva upgrade kualitasnya dengan dihadirkan ke 190 negara dengan kurang lebih 100 bahasa yang tersedia.
Fitur yang ada di dalam Canva sendiri banyak menyediakan template, foto, serta icon. Tidak salah bila pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia langsung melejit sukses hanya dengan satu aplikasi itu saja.
Semakin berkembangnya teknologi, selain bisa diakses melalui website, kini para pengguna bisa juga mengakses melalui aplikasi dengan mengunduhnya di Play Store atau App Store secara gratis.
Kalian bisa upgrade ke versi premium. Keuntungannya bisa mengakses seluruh fitur yang ada di Canva tanpa batas. Mau mengedit juga jauh lebih mudah dengan hasil bagus.
Dengan adanya Canva, dunia desain semakin diberdayakan, karena orang yang awalnya tidak bisa mendesain, jadi bisa melakukannya dengan mudah melalui aplikasi ini. Terlebih lagi jika menggunakan jasa desainer pro juga harganya cukup mahal. Itulah mengapa sang pendiri membuat Canva.
Kisah Singkat Pendiri Canva Jadi Perempuan Dibawah 40 Tahun Terkaya di Australia

Setelah mengetahui tentang aplikasinya, mari kita bahas tentang sosok pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia. Siapakah dia?
Dia adalah Melanie Parkins. Ia merupakan wanita hebat yang mencetuskan ide pembuatan Canva hingga memudahkan banyak orang dalam mendesain tanpa harus bayar mahal.
Melanie sendiri adalah anak dari seorang insinyur Malaysia yang merupakan keturunan Filipina-Sri Lanka dengan ibunya seorang warga dari Australia dan merupakan seorang guru.
Pendidikan yang diambil oleh Melanie sendiri adalah Komunikasi, Psikologi, dan perdagangan di University of Western Australia. Di sinilah ide membuat alat bantu desain langsung tercetus.
Ia merasa sangat kesulitan ketika sedang menggunakan software desain. Menurut Melanie, fitur yang ada di software desain tersebut tidak ramah bagi pemula seperti dirinya. Dan masalah tersebut juga dialami teman-temannya juga.
Bersama dengan sang kekasih, yaitu Cliff Obrecht mereka mulai membangun platform untuk desain buku tahunan bernama Fusion Yearbooks yang fiturnya adalah drag and drop.
Tapi apakah Melanie langsung menjadi pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia? Tidak. Ada banyak perjuangan hingga mencapai posisi seperti sekarang.
Sekarang ini, Melanie tercatat sebagai orang terkaya kedua karena aplikasi Canva. Seperti apa perjalanannya hingga sesukses sekarang?
-
Awalnya Bercita-Cita Sebagai Figure Skater
Sebenarnya cita-cita awal dari Melanie adalah seorang figure skater profesional. Ia bahkan sudah pernah mengambil pelatihan ice skating sejak usia 9 tahun hingga 15 tahun. Bahkan ia bangun jam 4.30 pagi untuk menghadiri pelajaran.
Meski impian masa kecilnya tidak terwujud, ia mengatakan bahwa pelatihan ice skating membuat dirinya kedisiplinan dan ketekunan sehingga menjadi dirinya yang sekarang.
-
Memulai Platform Pembuat Buku Tahunan Bersama sang Kekasih
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, awalnya memang pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia belum membuat Canva. Ia dan kekasihnya, Cliff justru membuat bisnis buku tahunan yang mereka bernama Fusion Yearbooks pada tahun 2007.
Konsepnya adalah para siswa bisa berkolaborasi secara mandiri dalam mendesain profil dan membuat artikel. Tidak disangka bahwa bisnis yang dijalankan di ruang tamu ibunya berjalan dengan baik. Hingga sekarang masih menjadi perusahaan percetakan buku tahunan terbesar di Australia.
-
Sempat Ditolak Oleh Banyak Investor
Perjalanan Melanie sebagai pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia memang tidak mudah. Ada banyak tantangan yang mereka hadapi hingga mencapai kesuksesan itu.
Salah satu masalahnya adalah sulitnya mencari investor. Bisnis Yearbooksnya memang sukses besar hingga perlu dana tambahan. Karena ia tinggal di Australia, cukup sulit memang mendapatkan investor.
Maka dari itu, Melanie berhijrah ke San Fransisco. Ia memberikan proposal kepada 100 calon investor. Tapi 3 bulan bertahan di sana, semua ide platform yang ia bawa, ditolak mereka.
-
Mendapat Investor dan Mendirikan Canvaeras
Tapi tentu saja Melanie tidak mudah menyerah. Karena usahanya yang begitu keras dan memperbaiki konsep bisnisnya, akhirnya Melanie mendapatkan investor.
Pada tahun 2012, Melanie berhasil mendapatkan investor pertamanya dengan nilai 3,5 juta dolar Amerika. Dana tersebut berasal dari Matrix Partners, Interwest Partner dan perusahaan startup lainnya.
Kemudian di tahun 2013, Melanie beserta Cliff menciptakan Canva. Masih di tahun yang sama juga, bisnis sebelumnya, yaitu Fusion Yearbooks juga dikembangkan lagi.
Canva Menjadi Perusahaan Start-Up yang Cukup Sukses

Semua kesuksesan Melanie sebagai pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia itu memang sangat panjang. Ia jatuh bangun mencari investor dan semuanya menolak.
Tapi berkat saran dan kritikan yang ia terima dari calon investor nya dulu, akhirnya mengubah konsep bisnis. Sekitar 500 startup akhirnya mau menanamkan modalnya kepada Canva. Dirilis pada tahun 2013, di tahun 2014 sudah mencapai 150 ribu pengguna.
Sebuah pencapaian yang luar biasa. Melanie saat ini menjabat sebagai CEO Canva. Sementara sang kekasih yang kini adalah suaminya menjabat sebagai COO. Dan Cameron Adams menempati posisi CPO.
Amelia menjadi pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia juga tidak bisa sendiri. Dengan bantuan dua rekannya itu, sekarang Canva telah sukses. Bahkan 2 tahun setelah rilis, sudah memiliki 1 juta pengguna pertamanya.
Jumlah tersebut terus meningkat seiring banyaknya penggunaan media sosial, seperti Instagram, Youtube, Twitter, hingga Pinterest yang membuat orang-orang menjadi sangat kreatif.
Berkat kesuksesan Canva, pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia ini diklaim sebagai perempuan terkaya kedua di Australia yang dilansir oleh Majalah Forbes.
Selain itu, Melanie Perkins juga disebut sebagai pendiri Canva terkaya di Australia. Kekayaannya sendiri mencapai US$ 65 miliar atau setara dengan Rp. 936, 65 triliun. Sungguh di angka yang sangat fantastis, bukan?
Pelajaran Penting yang Bisa Diambil dari Pendiri Canva

Melihat betapa suksesnya Melanie beserta dua rekannya itu hingga mendapat julukan pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia, apa hal penting yang bisa kita petik dari wanita hebat ini?
Perempuan sekarang bisa melakukan dan menggapai impiannya setinggi mungkin. Asalkan tidak mudah menyerah, pasti apa yang dicita-citakan bisa terwujud.
Melanie Perkins tidak mendapatkan kesuksesannya secara instan. Perlu kesabaran dan kedisiplinan untuk mencapai itu semua. Dan berikut pelajaran yang bisa diambil dari seorang Melanie Parkins:
- Carilah peluang yang ada. Seperti Melanie yang membuat produk untuk mencari solusi dari permasalahan banyak orang, sehingga bisa sukses.
- Tidak hanya inovatif, kalian juga harus gigih dan bertekad kuat. Seperti halnya Melanie yang gigih mencari investor hingga hijrah ke San Fransisco. Meski ditolak, ia tetap gigih dan tidak menyerah.
- Dan terakhir, kesempatan dan kegigihannya harus ada keberanian untuk memulai. Jika penuh keragu-raguan, tentu impian kalian tidak akan terwujud.
Baca juga : Mengenal Kisah Pendiri Uniqlo yang Bermula dari Toko Kecil
Untuk bisa sukses memang harus kerja keras, pantang menyerah. Tidak salah, Wanita berdarah Filipina itu menjadi pendiri Canva jadi perempuan dibawah 40 tahun terkaya di Australia.