Tahun 2023, sejumlah riset mengatakan jika tahun ini ekonomi masih akan penuh tekanan serta badai inflasi senantiasa mengintai. Di Indonesia sendiri, sejumlah tarif harga yang diatur oleh pemerintah naik, beberapa di antaranya seperti penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), tarif tol, sampai bunga KPR akan memberi dampak kenaikan harga pada sejumlah barang dan jasa. Nah berikut inilah beberapa tarif yang naik di tahun 2023:
Baca juga: Apakah Benar Ada Kenaikan Tarif KRL, Berikut Informasi Selengkapnya
1. Tarif yang Naik pada Harga Rokok

Untuk dua tahun kedepan, pemerintah sudah menetapkan kenaikan tarif CHT sebesar 10%. Kenaikan CHT tersebut akan berdampak kepada harga rokok, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyebutkan ketika kenaikan tarif CHT ini sudah dipertimbangkan aspek ekonominya, ketenagakerjaan, upaya pengendalian peredaran rokok ilegal dan keberlanjutan industri rokok. Berikut inilah proyeksi kenaikan harga rokok 2023.
-
Sigaret Kretek Mesin (SKM)
- Untuk golongan I Harga jual eceran sebelumnya dibanderol dengan harga Rp. 1.905 per batang, menjadi harga Rp. 2.005 per batang paling rendah.
- Selanjutnya untuk golongan II harga jual eceran sebelumnya dibanderol dengan harga Rp. 1.140 perbatang menjadi paling rendah Rp. 1.255 per batang.
-
Sigaret Putih Mesin (SPM)
- Golongan I harga jual eceran naik dibandingkan pada aturan 2022 sebesar Rp. 2005 perbatang, menjadi paling rendah Rp. 2.165 per batang.
- Golongan II harga jual eceran naik dibandingkan pada aturan 2022 sebesar Rp. 1.135 perbatang, menjadi paling rendah Rp. 1.295 per batang.
-
Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau SPT
- Sedangkan untuk kategori atau SPT ini golongan I dengan harga jual eceran paling rendah Rp 1.250 per batang hingga Rp 1.800 per batang, naik dibandingkan tahun ini yang Rp 1.635 per batang
- Selanjutnya untuk golongan II harga jual eceran paling rendah Rp. 720 per batang, naik dibandingkan tahun ini yang Rp. 600 per batang.
- Berikutnya untuk golongan III harga jual eceran paling rendah Rp. 605 per batang , naik dibandingkan tahun ini yang Rp. 505 per batang.
-
Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF) maupun Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF)
Harga jual ecerannya naik dibandingkan tahun ini yang Rp. 1.905 perbatang menjadi paling rendah Rp. 2.055 perbatang.
-
Sigaret Kelembak Kemenyan
- Golongan I dengan harga jual eceran paling rendah Rp. 860 per batang, naik dibandingkan tahun ini yang Rp. 780 per batangnya.
- Golongan II dengan harga jual eceran paling rendah Rp. 200 per batang, tidak ada berubah dari tahun ini.
-
Jenis Tembakau Iris (TIS)
Harga jual paling rendah Rp. 55-180 per batang, tidak mengalami perubahan dari tahun ini.
-
Jenis Rokok Daun atau Klobot (KLB)
Harga jual paling rendah Rp. 290 per batang, tidak mengalami perubahan dari tahun ini
-
Jenis Cerutu (CRT)
Harga jual paling rendah Rp. 495 per batang sampai Rp. 5.500 per batang, tidak mengalami perubahan dari tahun ini.
2. Tarif yang Naik pada Tarif Tol

Sejumlah ruas tol akan kembali mengalami penyesuaian di tahun 2023 ini. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 2 tahun 2022, tentang penyesuaian tarif tol yang dilakukan setiap dua tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi. Penyesuaian ini juga berdasarkan evaluasi pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di ruas tol tersebut.
Yang artinya tol-tol yang mengalami penyesuaian tarif pada tahun 2021 akan kembali melakukan penyesuaian di tahun 2023. Sejumlah ruas tol yang mengalami penyesuaian 2021 diantaranya adalah tol Padaleunyi, JORR, Cipularang, Semarang Seksi ABC, Surabaya, Palikanci,Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Gempol, Pasuruan-Probolinggo, dan Solo-Ngawi.
3. Tarif yang Naik pada KRL

Pemerintah berencana untuk menyesuaikan subsidi transportasi umum di tahun depan, termasuk KRL. Penyesuaian harga tiket KRL sendiri akan diimplementasikan secara khusus untuk transportasi umum tahun ini, termask KRL. Penyesuaian harga tiket KRL tersebut akan diimplementasikan khusus untuk masyarakat yang ekonominya tergolong mampu alias “orang kaya” demi pemberian subsidi yang lebih tepat kepada sasarannya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan agar subsidi tersebut tepat pada sasarannya oleh karena itu diperlukan skema yang tepat. Dan salah satu caranya akan ada kartu baru yang diterbitkan untuk membedakan profil penumpang KRL seharusnya penumpang mampu tidak ikut menikmati subsidi sebab tarif asli KRL kini di atas Rp. 10.000.
4. Tarif yang Naik pada Bunga KPR

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terus menerus naik diproyeksi akan berdampak pada bunga kredit perbankan. Sampai saat ini bunga acuan BI 7 days repo rate yang sudah berada di level 5,5%. Kenaikan suku bunga acuan tersebut diperkirakan menaikkan suku bunga KPR 2,5% – 3% di tahun 2023. Yang artinya, bunga KPR yang tidak tetap akan membuat kita meronggoh kocek lebih dalam untuk membayar KPR tahun ini.
5. Tarif yang Naik pada listrik

Pemerintah memproyeksi akan kembali adanya penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan non subsidi tahun depan. Tetapi belum diketahui berapa besaran penyesuaian yang dilakukan. Semua ini akan bergantung pada kondisi perekonomian domestik serta global di tahun 2023. Pemerintah dan DPR sendiri dalam RAPBN 2023 sudah menganggarkan subsidi listrik yang direncanakan sebesar Rp. 72,32 triliun. Besaran tersebut menggunakan asumsi Indonesian Crude Price (ICP) US$ 90 dan nilai tukar Rp. 14.750.
6. Tarif yang Naik pada Harga Makanan dan Minuman

Harga makanan dan juga minuman diproyeksi ikut naik seiring dengan masih tingginya inflasi di tahun ini, yang mana sejumlah ahli memproyeksi inflasi Indonesia 2023 masih akan berkisar di level 6%-an. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) memproyeksi harga makanan minuman naik sekitar 5% hingga 7%. Sementara itu setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kemarin, makanan dan minuman diklaim belum mengalami kenaikan.
Baca juga: Tarif Listrik 3000 VA Naik? Ini Cara untuk Menghematnya
Menurut Ketua GAPMMI, Adhi S. Lukman ketika ditemui di sela-sela acara Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022, di ICE, BSD, Rabu (19 Oktober 2022) lalu. “Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan BBM yang hampir tidak naik harga, sehingga kita akan review akhir tahun ini atau awal tahun, kemungkinan akan naik akan naik 5% hingga 7% itu perkiraannya seperti itu,”
Komoditas yang akan naik harganya mulai dari pupuk, biji-bijian, dan komoditas pertanian lainnya. Ia juga menyebutkan komoditas energi juga berpengaruh pada kenaikan makanan dan minuman. “Dan saya pikir harga-harga tahun depan akan meningkat sebab geopolitik belum menentu, perang masih ada, energi, otomatis pertanian, pupuk yang akan terganggu. Di tahun inj biji bijian pasti akan tinggi negeri akan tinggi tersebutlah yang kita harus waspadai,” jelasnya.