Pernahkah Anda mendengar istilah lean start up? Merupakan sebuah metode pengembangan produk atau bisnis sesuai dengan kebutuhan target konsumen. Metode lean start up dilakukan dalam waktu singkat, sehingga bisnis fokus pada proses pengembangan produknya. Pelaku bisnis melibatkan konsumen selama prosesnya yakni dengan mengirimkan contoh produk dan meminta feedback. Mengelola start up dengan metode ini bisa mendorong percepatan kegiatan operasional bisnis itu sendiri.
Baca Juga: 5 Prinsip Utama Lean Start Up, Apa Saja?
Meski berjalan lebih cepat, namun tahu kapan waktu yang tepat untuk bertahan atau meninggalkan model bisnis yang telat dibuat. Sehingga, bisa dikatakan bahwa lean start up menciptakan produk yang sesuai dengan selera pasar. Metode ini juga memberi solusi yang terus dinamis agar produk tidak gagal atau ketinggalan. Pengelolaan start up menggunakan metode lean dimulai ketika bisnis merancang produk dasar.
Metode lean pada perusahaan rintisan dapat menyampaikan produk ke pelanggan lebih cepat. Metode lan akan mengajari para pelaku bisnis untuk mengelola start up dengan cepat, dan juga tahu kapan waktu bertahan atau sebaliknya. Ada tiga fase metode lean yakni:
- Build, sebelum mulai mengembangkan produk, perusahaan sudah punya ide untuk membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Measure, respon apa yang diberikan pelanggan ketika mereka mencoba menggunakan produk contoh tersebut.
- Learn, data yang diperoleh dari fase measure akan dianalisis lebih lanjut. Kemudian, akan diambil kesimpulan hasil prosesnya yang mana menentukan langkah selanjutnya.
Tujuan Lean Start Up

Tujuan dari metode lean sebenarnya sederhana saja yakni mengurangi risiko ketika mendirikan start up. Risiko akan berkurang jika perusahaan menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Pebisnis tak perlu ragu produknya tak akan laku di pasaran ketika diluncurkan, sebab sudah ada basis pasar yang menyukai produk yang ditawarkan. MVP atau Minimum Viable Product atau prototipe yang diluncurkan tentu tidak boleh sembarangan, meski Anda hanya menciptakan contoh saja.
Produk tersebut haruslah mempunyai fitur standar, namun memiliki potensi menarik bagi para target konsumen atau pengguna. Bisnis akan mendapat feedback dari konsumen atau pengguna usai mencoba prototipe tersebut. Feedback tersebut memengaruhi keputusan bisnis untuk melanjutkan improvement prototipe atau meninggalkannya.
Proses pengembangan prototipe berhenti, jika produk contoh tersebut tak mendapat tanggapan baik. Lalu, bisnis bisa dengan cepat membuat produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dimana bisnis tak lagi berfokus pada proyek lama, jadi produktivitas pun menjadi meningkat.
Prinsip Lean Start Up

Dalam menjalankan lean start up, ada lima prinsip utama. Kelima prinsip tersebut harus dipegang agar bisnis Anda tak mandek di tengah jalan. Prinsip-prinsip lean start up adalah seperti di bawah ini:
Fokus pada Pengelolaan Jangka Panjang
Untuk memulai lean start up, Anda membutuhkan kemampuan manajemen bisnis. Dalam menerapkan metode ini, bukan hanya ide atau prototipe produk yang berpotensi sukses. Sekecil apa pun bisnis yang Anda kelola, manajemen sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Perlu diingat bahwa bisnis tanpa manajemen akan berujung pada kegagalan. Pengembangan produk pun memerlukan pengelolaan sumber daya supaya sesuai dengan rencana awal.
Tak hanya itu, pengelolaan pada bidang lain seperti keuangan juga tak bisa disepelekan. Pengembangan produk memerlukan dana yang tak sedikit. Sehingga, Anda pun harus bijak dalam mengelola finansial bisnis supaya tak bangkrut. Bisa disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan diperlukan agar Anda dapat melakukan evaluasi strategi dan juga melakukan perbaikan bila Anda kekurangan.
Siapa Saja Dapat Melakukannya
Anda tak perlu takut untuk memulai bisnis start up sebab dapat menggunakan metode ini. Lean start up mendorong Anda untuk memulai perjalanan bisnis dengan bekal produk yang tersedia, walai hanya pemula. Ide atau prototipe semakin berkembang sewaktu-waktu, dengan proses pengembangan yang dilakukan secara rutin.
Sementah apa pun prototipe bisa dikembangkan menggunakan lean start up. Kunci utama dari metode ini yakni melakukan inovasi berdasarkan masukan pengunjung. Model ini akan membawa pertumbuhan cepat dalam bisnis Anda, sebab nantinya Anda langsung bersentuhan dengan calon pelanggan.
Inovasi berdasarkan Masukan
Selain menggunakan hasil riset pasar, Anda memerlukan masukan atau feedback konsumen untuk pengembangan ide atau prototipe. Dalam menerapkan lean start up, jangan takut meminta pendapat konsumen, meskin masukan bersifat negatif. Dari feedback itu, inovasi bisa datang dan produk yang mampu menjawab kebutuhan mereka pun didapatkan.
Masukan positif dari konsumen bisa membantu bisnis Anda mempertahankan fitur, sementara itu masukan negatif bisa menjadi refleksi untuk perbaikan fitur prototipe. Anda juga dapat berhenti mengembangkan produk dan menciptakan produk baru atau melakukan pivot. Semua masukan tersebut tentu akan sangat berguna untuk pengembangan bisnis Anda agar berjalan lebih baik.
Menghasilkan Produk Terbaik
Produk lean start up tidak boleh asal jadi atau sembarangan, meski masih berupa prototipe. Prinsip tersebut harus selalu Anda ingat jika Anda ingin mengembangkan bisnis dalam jangka panjang. Prototipe terbaik akan mendapat masukan positif dari konsumen. Jika dikembangkan, prototipe tersebut menjadi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk menghasilkan produk terbaik, maka diperlukan data kebutuhan konsumen.
Anda menciptakan atau mengembangkan produk-produk tersebut, sesuai dengan selera konsumen itu sendiri. Tiap versi produk harus lebih baik daripada versi sebelumnya, sebab terus-menerus mengalami perkembangan. Produk Anda akan diminati masyarakat, yang mana akan mengarah kepada kemajuan bagi bisnis Anda.
Pengembangan Terus-Menerus
Prinsip lean start up berikutnya adalah pengembangan terus-menerus. Kebutuhan atau perilaku konsumen selalu berubah, sesuai dengan kemajuan waktu. Oleh karena itu, pengembangan prototipe harus dilakukan secara simultan atau tanpa henti. Anda harus belajar bahwa waktu adalah hal paling berharga dalam membangun sebuah bisnis. Pengembangan terus-menerus membuat bisnis Anda dapat maju perlahan.
Pengembangannya dilakukan berdasarkan data hasil riset pasar, guna mengetahui kebutuhan atau perilaku pelanggan. jiAndanda mengetahui kebutuhan pelanggan, maka produk Anda bisa ditingkatkan untuk menjawab apa yang menjadi ekspektasi mereka. Lean start up memiliki tujuan untuk menciptakan produk inovatis namun solutif atau menawarkan solusi untuk para konsumen. Proses pengembangan haruslah dilakukan secara tepat, sebab perubahan produk akan memengaruhi bisnis yang tengah dibangun.
Dari metrik laporan keuangan dan juga perekrutan karyawan, bisa terlihat perbedaan lean start up dan perusahaan start up konvensional. Laporan keuangan lean start up selalu bersifat customer oriented, yang mana perusahaan fokus pada biaya customer acquisition dan peningkatan customer value. Perlu diketahui bahwa proses perekrutan karyawan pada start up yang menerapkan metode lean juga berbeda.
Baca Juga: 5 Prinsip Utama Lean Start Up, Apa Saja?
Jika ingin membangun lean start up, Anda harus mencar talent yang mudah untuk beradaptasi. Proses kerja pada perusahaan rintisan yang menerapkan metode lean juga tergolong cepat sebab mengikuti selera pasar. Sehingga, karyawan harus mau belajar dan bekerja tangkas supaya tak ketinggalan. Karyawan yang lamban akan menghambat kemajuan pengembangan prototipe atau ide itu sendiri.