Saham dari GoTo terus menurun, semenjak dibukannya lock up, bahkan menjauhi harga IPO sendiri. Warna hijau merupakan ciri khas dari PT GoTo Gojek dan Tokopedia Tbk, GoTo tidak berlaku untuk pergerakan harganya saat ini. Pola yang sama sebelumnya juga terjadi pada PT Bukalapak.com Tbk.
Baca juga: Mengenal Tentang GoTo Group, Ekosistem Digital Terbesar di Indonesia
Penutupan Perdagangan Sesi I GoTo

Hari Rabu (07 Desember 2022), saham dari GoTo berada di posisi Rp 107 atau turun 6,96 persen. Faktanya, harga saham dari GoTo mengalami tren penurunan selama 12 hari berturut-turut dari pertengahan November 2022. Secara akumulatif, penurunan harga saham GoTo tersebut mencapai hingga 29,14%.
Koreksi ini setara dengan 46,23% dalam sebulan terakhir, pengamat pasar modal sekaligus founder Traderindo Wahyu Laksono menilai jika penurunan harga saham GoTo tersebut memiliki pola yang sama dengan Bukalapak, yaitu pola downtrend pasca IPO. GoTo kini sedang mengalami keanjlokan dengan mendekati Rp 100, polanya yang berbeda tipis dan trend dari GoTo mirip dengan Bukalapak.
Mengukur Efek Pengalihan Saham GoTo

Penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) GoTo Peopleverse Fund (GPF), merupakan salah satu pemegang saham yang akan melakukan penawaran umum melalui pemberian opsi saham secara begitu saja khususnya pada karyawan, konsultan, mantan karyawan, direksi serta anggota dewan komisaris perusahaan yang memiliki hak bersamaan dengan penawaran umum perdana saham.
Adapun jumlah opsi saham yang bisa diadministrasikan oleh GPF yaitu sebesar Rp 106.908291.844 atau (106,90 miliar) yang mana setiap satu opsi saham bisa dilaksanakan menjadi satu saham seri A emite yang dimiliki oleh GPF. GPF memiliki saham pada seri A dengan sebanyak 106,90 saham dengan nilai nominal Rp 1 per saham yang mewakili sebesar 9,03% dari modal yang ditempatkan serta disetorkan kepada GoTo setelah IPO.
Untuk pemberian opsi saham tersebut, akan dilaksanakan secara bertahap dan akan berlangsung sampai seluruh opsi bisa diadministrasikan oleh GPG sudah dialokasikan kepada partisipan yang paling lambat di tahun 2050. Untuk pemberian saham tersebut adalah bagian dari program opsi saham karyawan dan juga konsultan (shares option program). Pemberian opsi saham akan lebih efektif setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

Pelaksanaan opsi saham hanya bisa dilaksanakan setelah berakhirnya periode lock-up oleh partisipan yang diatur dalam Pasal 6 POJK No.22/2021. Minggu lalu, perdagangan saham GoTo sempat diramaikan oleh transaksi sebanyak 5,7 miliar saham dengan rata-rata harga Rp2 per saham.
Manajemen GoTo Gojek dan Tokopedia menjelaskan transaksi tersebut merupakan bagian dari shares option program yang dikelola oleh GPF. Sekretaris perusahaan GoTo RA Kusumohadiani menjelaskan jika setelah berakhirnya periode lock-up, maka semua saham yang sebelumnya dibatasi bisa diperdagangkan secara bebas di BEI.
Baca juga: Mengenal Investasi Bibit Berbasis Digital yang Menguntungkan
Sehingga, shares option program yang dikelola oleh GPF ini bisa mulai dilaksanakan sebagaimana yang sudah disampaikan dalam prospektus IPO GoTo. Dan para partisipan yang menerima opsi saham tersebut bisa melaksanakan opsi saham yang dimilikinya, walaupun opsi saham ini diberikan begitu saja kepada setiap partisipan sebagai bonus atau imbalan atas masa bakti dan jasanya.
Namun setiap partisipan harus membayarkan penuh harga pelaksanaan opsi saham kepada GPF untuk bisa memperoleh saham GoTo. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, GPF menyempit sebanyak 106,90 miliar lembar atau setara dengan 9,,03% saham GoTo per 1 Desember 2022.