Devaluasi merupakan penurunan nilai mata uang dari suatu negara, oleh pemerintahan terkait terhadap nilai mata uang dari negara lain. Devaluasi memiliki tujuan yakni guna memperbaiki kondisi ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, devaluasi dapat terjadi sebab kebijakan moneter dalam menetapkan kurs terhadap mata uang negara lain.
Baca Juga: Devaluasi Menjadi Kebijakan Krusial dari Pemerintah
Sementara itu, menurut KKBI devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan sengaja, terhadap uang luar negeri. Juga atau terhadap emas, misalnya untuk memperbaiki perekonomian. Dengan begitu, bisa dikatakan penurunan mata uang ini dapat terjadi kapan saja. Sehingga, sudah seharusnya negara menjaga perekenomian dengan optimal.
Jenis Devaluasi
Penurunan nilai mata uang sendiri ada beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
Halus
Penurunan nilai mata uang halus ini merupakan jenis yang memiliki dampak berupa lima persen per tahun. Jenis ini dapat dikatakan tak memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi negara. Hal tersebut karena nilai yang tak lebih dari fluktuasi nilai tukar rata-rata.
Sedang
Jenis ini merupakan yang memiliki dampak terhadap depresiasi, kurang lebih 5 sampai 15 persen per tahun.
Cepat
Jenis ini adalah yang berdampak pada depresiasi sekitar 5 sampai 25 persen per tahun. Devaluasi ini jika terjadi dapat memengaruhi ekspor. Walaupun begitu, konsumen domestik mulai merasakan sejumlah peningkatan ilai impor, yang cukup signifikan.
Terus Menerus
Terakhir adalah penurunan nilai mata uang terus menerut. Dimana jenis ini berdampak terhadap depresiasi lebih dari 25 persen. Bila jenis ini terjadi, maka dapat menjadi sebuah pertana bahwa kondisi negara tersebut sedang krisis.
Tujuan Devaluasi
Berikut ini adalah sejumlah tujuan dari penurunan nilai mata uang:
- Menjaga kestabilan nilai mata uang dalam negeri.
- Membuat nilai ekspor serta impor terhadap devisa negara.
- Membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan neraca perdagangan.
- Membantu meningkatkan ekspor serta pemakaian produksi yang ada dalam negeri.
Dampak Devaluasi
Penurunan nilai mata uang tentu akan berdampak pada beberapa hal. Seperti di bawah ini:
Jumlah Barang Ekspor Naik
Dampak pertama jika penurunan nilai mata uang terjadi adalah kenaikan terhadap jumlah ekspor. Dimana dengan adanya peningkatan terhadap aktivitas ekspor ini, sehingga peredaran mata uang di negara asing menjasi lebih baik. Sehingga, ekonomi negara tersebut menjadi lebih baik.
Jumlah Barang Impor Berkurang
Dampak berikutnya dari penurunan nilai mata uang adalaha jumlah barang impor yang berkurang. Dengan begitu, maka dapat mengubah cara berpikir masyarakat sebuah negara. Dimana barang-barang lokal mempunyai kualitas yang sama baik dengan produk impor. Sehingga, pendapatan perkapita negara diharapkan dapat terus mengalami peningkatan.
Produk Lokal Bersaing di Luar Negeri
Bila devaluasi terjadi, maka produk-produk lokal dapat bersaing di luar negeri. Sebab akan meningkatkan jumlah ekspor. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa kegiatan ekspor dapat meningkatkan pendapatan pemilik usaha. Bukan hanya itu, adanya harga produk lokal dipercaya lebih murah oleh masyarakat. Sehingga, dapat mengubah keinginan masyarakat lokal untuk membeli barang dalam negeri.
Bahkan, dengan penurunan nilai mata uang, maka perusahaan lokal yang beroperasi di luar negeri akan berupaya untuk menurunkan harga barang yang dijual.
Perubahan Metode Produksi
Perlu diketahui bahwa penurunan nilai mata uang dapat berdampak pada perubahan metode produksi. Dimana perusahaan dalam negeri akan mengubah metode produksinya. Hal tersebut memang harus dilakukan guna menambah pekerja. Sehingga, angka pengangguran dapat mengalami penurunan dengan maksimal.
Keseimbangan pada Neraca Pembayaran
Penurunan nilai mata uang bisa menyeimbangkan neraca pembayaran. Nilai mata uang dalam negeri yang terlalu tinggi mengakibatkan jumlah barang ekspor mengalami kenaikan. Juga diikuti dengan jumlah barang impor menurun. Dari situasi tersebut mengakibatkan defisit neraca perdagangan serta akhirnya menyebabkan defisit neraca pembayaran.
Meningkatnya Devisa Negara
Dampak selanjutnya yakni terjadinya peningkatan terhadap devisa negara. Hal tersebut bisa terjadi sebab jumlah ekspor yang lebih tinggi, daripada jumlah impor.
Penurunan nilai mata uang ini juga dapat memberi dampak pada perekonomian, seperti berikut ini:
Peningkatan Produksi Output
Devaluasi menyebabkan peningkatan produksi barang ekspor serta mengurangi impor dalam negeri. Peningkatan produksi akan terjadi guna memenuhi kebutuhan pasar atau bisa dikatakan produk output akan terus meningkat. Tak sampai disitu, penurunan nilai mata uang ini juga membuka lahan-lahan perkebunan yang baru. Atau melakukan penerimaan replanting, bahkan membuka proyek baru yang ada dalam industri
Kesempatan Kerja Meningkat

Dengan adanya kebijakan penurunan nilai mata uang, maka mata uang dalam negeri memiliki nilai lebih rendah. Oleh karena itu, barang dalam negeri yang diekspor dianggap memiliki harga lebih murah. Sehingga, permintaan dari luar negeri juga akan naik. Dimana para produsen harus memenuhi pasar internasional serta mendorong untuk menambah tenaga kerja. Supaya dapat membuat barang yang sesuai dengan pesanan.
Penyebab Penurunan Nilai Mata Uang
Kemudian, mungkin Anda bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab terjadinya devaluasi? Perhatikan penjelasan berikut ini:
Peningkatan Pengangguran
Penyebab utama dari dilakukannya penurunan nilai mata uang yakni masalah pengangguran. Semakin banyak masyarakat yang menganggur, maka akan semakin besar peluang terjadinya penurunan nilai mata uang. Hal tersebut terjadi karena transaksi jual beli akan berkurang, sebab banyak yang tak memiliki pendapatan.
Impor Tinggi
Penurunan nilai matau uang diakibatkan juga adanya impor yang tinggi. Dengan kegiatan impor tinggi tersebut, maka defisit yang tinggi juga akan semakin meningkat. Tetapi, dengan kebijakan penurunan nilai mata uang, masyarakat lokal akan beranggapan, bahwa harga barang impor lebih mahal. Bila dibandingkan dengan berang-barang dalam negeri.
Ekspor Lesu
Kemudian, ekspor yang lesu juga menyebabkan devaluasi harus dilakukan. Dengan ekspor yang semakin sedikit, maka mata uang suatu negara akan mengalami penurunan. Tetapi, dengan penurunan nilai mata uang, maka harga barang atau produk ekspor akan lebih murah di mata uang negara asing.
Baca Juga: Devaluasi Menjadi Kebijakan Krusial dari Pemerintah
Utang Terlalu Tinggi
Penyebab berikutnya adalah biaya utang yang terlalu tinggi. Bila suatu pemerintahan mempunyai terlalu banyak urang, maka dapat mengurangi nilai dari mata uang negara tersebut. Terutama, bunga dari utang pemerintahan terus akan bertambah.
Defisit Perdangangan Internasional
Penyebab dilakukannya penurunan nilai mata uang yakni untuk mengatasi defisit, terhadap perdagangan internasional. Hal tersebut karena impor barang lebih besar dari ekspor. Sehingga, bisa dikatakan bahwa devaluasi diharapkan dapat membuat neraca perdagangan supaya lebih stabil.
Mungkin banyak yang menganggap bahwa devaluasi dan sanering adalah hal yang sama. Padahal kedua hal tersebut berbeda, yang mana sanering sendiri adalah pemotongan nilai untuk mata uang dalam negeri. Berbanding terbalik dengan devaluasi, yang merupakan turunnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara asing.
Penurunan nilai mata uang asing ini harus dilakukan untuk melemahkan mata uang sendiri. Dengan begitu, keuntungan dapat diperoleh lebih baik lagi. Tujuan pemerintah melakukan kebijakan ini yakni untuk menjaga kestabilan ekonomi negara secara nasional. Dengan kata lain, pemerintah bertujuan untuk mendorong segala aktivitas ekspor dan impor.
Demikian pembahasan mengenai devaluasi, semoga membantu Anda memahami lebih jauh makna penurunan nilai mata uang ini.