LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan secara bersamaan. Dua startup bertaraf nasional ini melakukan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar sehingga membuat publik merasa kebingungan. Padahal selama ini kondisi perusahaan tersebut terbilang baik-baik saja.
Baca juga: Menengok Kondisi Saham Shopee Anjlok yang Berdampak Luas
PHK sendiri dimulai oleh pihak Zenius. Startup satu ini merupakan sebuah platform pendidikan digital yang cukup populer di Indonesia. Pada periode kali ini Genius sendiri melakukan pemutusan kerja terhadap 200 orang karyawan di seluruh Indonesia.
Hal ini kemudian diikuti oleh pihak LinkAja yang melakukan tindakan serupa. Apa yang sebenarnya terjadi dengan kedua perusahaan startup tersebut? Di sisi lain, ada banyak pakar bisnis startup yang mencoba menganalisa penyebab dari pemutusan kerja berjamaah ini.
Kenapa Linkaja dan Zenius PHK Ratusan Karyawan?
Ada banyak pendapat dikemukakan oleh para ahli terkait pemutusan kerja oleh LinkAja dan Zenius ini. Namun beberapa pakar mengungkap kalau pemutusan hubungan kerja tersebut dipicu oleh tidak stabilnya perekonomian beberapa waktu belakangan ini.
Hal ini membuat banyak perusahaan harus membuat keputusan berat. Termasuk salah satunya adalah melakukan pemutusan kerja terhadap para karyawan mereka. Sudah tentu ada risiko besar yang mengintai eksistensi perusahaan jika karyawan tetap dipertahankan dalam jumlah yang sama.
Pengurangan jumlah karyawan ini biasanya bertujuan untuk meminimalisir biaya operasional perusahaan. Dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit, umumnya perusahaan bisa melakukan manajemen dengan lebih mudah.
Lagipula jumlah order di momentum yang tidak stabil seperti ini juga tidak banyak. Karena itulah total karyawan yang ada di dalam perusahaan terbilang jauh lebih banyak dibandingkan dengan order masuk. Demi efisiensi, biasanya perusahaan akan melakukan PHK.
Mungkin kondisi inilah yang dialami oleh LinkAja dan Zenius. Kondisi ini pula yang kemudian membuat LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan. Tapi bukan hal yang tidak mungkin jika kedepannya karyawan yang pernah di PHK akan mendapatkan tawaran kerja kembali jika berminat.
Zenius PHK Karyawan Karena Kondisi Sedang Tidak Stabil

Pihak Zenius sendiri mengklaim jika pemutusan kerja sepihak ini disebabkan oleh kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan. Penurunan performa perusahaan ini merupakan dampak langsung dari gejolak ekonomi yang sedang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
Pihak Genius sendiri mengklaim kalau mereka melakukan pemutusan kerja dengan tujuan untuk beradaptasi terhadap dinamika makro ekonomi yang tidak begitu kondusif beberapa waktu belakangan ini.
Sebelumnya pihak manajemen sudah melakukan sinergi proses bisnis dan konsolidasi untuk mematikan perusahaan bisa melanjutkan bisnisnya dalam jangka panjang. Statement ini dirilis oleh manajemen resmi Zenius pada tanggal 24 Mei 2022.
Namun hak-hak karyawan seperti pesangon dan gaji terakhir akan tetap dibayarkan oleh pihak jenius sebagai bentuk kompensasi. Adapun pembayaran pesangon karyawan tersebut akan disesuaikan dengan perundang-undangan yang berlaku di negara ini.
Tidak hanya pesangon saja Genius juga menjamin kalau manfaat asuransi dari para karyawan dan keluarganya akan tetap dibayarkan hingga bulan September tahun 2020 banyak. Jadi tetap ada benefit yang diterima oleh para karyawan meskipun mereka mengalami Pemutusan Hubungan Kerja sepihak.
Tidak hanya itu saja, pihak Zenius juga memastikan kalau semua karyawan yang di-PHK akan tetap mendapatkan layanan konseling kesehatan secara gratis hingga akhir September 2022. Ini merupakan bukti kalau pihak perusahaan tidak lepas tangan begitu saja kepada para karyawannya.
Zenius Bantu Karyawan untuk Dapatkan Pekerjaan Baru
Dibalik informasi LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan, tidak banyak orang tahu kalau Zenius ternyata memfasilitasi para karyawannya untuk mendapatkan pekerjaan baru setelah mengalami PHK. Fasilitas ini juga diberikan oleh pihak Zenius secara sepihak.
Adapun bentuk realisasi dari hal ini adalah dengan membagikan data para karyawan tersebut kepada institusi pendidikan atau perusahaan lain dengan bidang kerja yang serupa. Tentu saja tindakan ini hanya dilakukan jika karyawan yang bersangkutan tidak merasa keberatan.
Bahkan agar karyawan mereka cepat mendapatkan pekerjaan baru, Zenius juga menyarankan para karyawan mereka untuk melamar posisi tentor yang sedang banyak dibuka oleh institusi Primagama beberapa waktu belakangan ini.
Untuk membantu karyawan mendapatkan peluang baru, Zenius akan membagikan data pribadi mereka kepada perusahaan atau institusi pendidikan lain atas persetujuan karyawan. Zenius juga menyarankan tim pembuat konten untuk melamar posisi Tentor di cabang Primagama.
Pada dasarnya pihak Zenius akan terus memberikan dukungan maksimal kepada para karyawan hingga mereka mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Bentuk komitmen baik seperti ini ternyata tenggelam dibalik kuatnya arus informasi LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan.
LinkAja PHK Karyawan untuk Mereorganisasi SDM

Berbeda dengan Zenius yang melakukan PHK karena ketidakstabilan ekonomi, LinkAja melakukan PHK besar-besaran dengan tujuan untuk melakukan reorganisasi SDM. Statement tersebut dikeluarkan oleh Reka Sadewo yang saat ini menjabat sebagai Head of Corporate Secretary Group LinkAja.
Selain melakukan reorganisasi SDM, PHK juga bertujuan untuk meningkatkan fokus perusahaan terhadap bisnis yang sedang dijalankan. Tentu saja pemutusan hubungan kerja ini juga disesuaikan terhadap relevansi fungsi SDM di perusahaan.
Posisi yang tidak terlalu sentral akan dipangkas demi meningkatkan efisiensi dan fokus karyawan. Tidak hanya itu saja, Reka Sadewo juga mengungkap jika beberapa perubahan lain juga akan diterapkan oleh perusahaan yang berada di bawah naungan Telkom ini.
Tujuannya agar perusahaan benar-benar bisa mencapai tujuannya di periode ini. Reka sendiri beranggapan kalau hal ini memang wajib untuk dilakukan demi menjaga stabilitas perusahaan. Namun sayangnya publik tidak berpikir demikian.
Publik hanya bisa menilai dari pemberitaan LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan. Mereka bahkan tidak memahami risiko yang akan dialami oleh perusahaan jika tidak melakukan reorganisasi SDM secara maksimal. Kondisi ini justru lebih berbahaya bagi semua karyawan.
Jika dibiarkan, bukan hanya ratusan karyawan yang kena PHK. Tapi bisa jadi perusahaan mengalami kolaps karena ketidakseimbangan pemasukan pengeluaran. Nantinya malah lebih banyak lagi karyawan yang menjadi korban dari pembiaran tersebut.
PHK Bertujuan untuk Membuat Kinerja Perusahaan Lebih Optimal
Pada dasarnya, alasan utama LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan adalah untuk membuat kinerja perusahaan jauh lebih optimal. Dalam konteks ini, hanya manajemen perusahaan yang tahu apa dan seberapa besar risiko yang sedang perusahaan hadapi untuk menjaga stabilitas mereka.
Tidak hanya PHK saja, sebenarnya masih banyak opsi lain yang bisa diambil oleh perusahaan. Namun dalam situasi kali ini, LinkAja dan Zenius memang harus mengambil tindakan tersebut. Ini bukan bentuk egoisme, tapi justru bentuk penanggulangan yang menjadi risiko semua karyawan.
Mengenai karyawan yang tidak mendapatkan dampak dari kondisi tersebut dan masih mendapatkan peluang berkarir, masing-masing perusahaan memiliki standar tersendiri untuk memilih kriteria karyawannya. Namun pada dasarnya karyawan yang mendapatkan PHK bukan berarti karyawan yang tidak potensial, mereka hanya tidak memiliki posisi yang krusial saja di perusahaan.
Meskipun berita LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan ini sudah tersebar ke berbagai media, tapi pihak LinkAja sudah mengeluarkan statement kalau perusahaan mereka akan tetap berjalan seperti biasanya.
Artinya jumlah SDM yang sudah dipangkas sama sekali tidak berpengaruh besar terhadap performa perusahaan. Hal senada juga diungkapkan oleh pengelola Zenius. Layanan mereka tetap bisa Anda dapatkan meskipun sudah memangkas karyawannya dalam jumlah banyak.
Golden Days Startup Sudah Mendekati Masa Kadaluarsa

Menanggapi pemberitaan LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan, ada banyak pelaku bisnis yang mengeluarkan pendapat. Salah satunya adalah pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo. Pria satu ini mengungkap kalau masa keemasan Startup di Indonesia sudah memasuki fase akhir.
Hary mengatakan kalau indikator bisnis apapun akan terlihat sehat jika arus kasnya mengarah pada sisi positif alias mendatangkan keuntungan. Ketika arus tersebut pindah ke arah negatif, maka peluang bisnis lainnya harus segera dilirik.
Ini menjadi salah satu indikator pertimbangan pada pemberitaan LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan. Penting untuk dipahami kalau perusahaan Startup biasanya mendapatkan profit mereka setelah 5 atau 10 tahun berdiri. Hal ini dikarenakan perusahaan startup memulai fase awal pendirian bisnis mereka menggunakan modal dari pihak ketiga.
Baca juga: Sandiaga Uno Ajak UMKM Gabung ke E-Commerce
Kedepannya pihak pengelola startup harus memikirkan strategi bisnis yang jauh lebih matang agar keuntungan yang masuk lebih jelas dan terprediksi. Selain mendatangkan investor yang jauh lebih berkualitas, tindakan seperti ini akan mengurangi risiko kejadian LinkAja dan Zenius PHK ratusan karyawan di masa depan.