Sebelumnya ada beberapa tokoh yang dihadirkan untuk menjadi calon bos OJK atau Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. Melalui Panitia Seleksi Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan apabila ada 21 nama yang diserahkan dan diberikan kepada Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: 8 Usaha Mikro yang Menguntungkan Dicoba
Namun, melihat dari ketentuan yang ada, Presiden RI memilih 14 nama yang nantinya akan disampaikan kepada DPR agar melakukan dan mengikuti fit and proper test. Dari 14 orang yang ada tersebut akan dilakukan penyeleksian dan menjalani uji kelayakan untuk menjadi pimpinan pada lembaga keuangan terbesar tersebut.
Berikut ini kami akan membahas secara lengkap mengenai karir dan pengalaman kerja dari calon bos OJK.
Mahendra Siregar
Sosok satu ini sebenarnya sudah tidak asing menjadi orang penting dalam pemerintahan. Karena sebelum ditunjuk sebagai calon bos OJK, Mahendra telah menduduki jabatannya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri. Posisi tersebut bukan tidak main-main dan termasuk dalam jabatan politik yang besar dengan tanggung jawab yang tidak mudah.
Pria Kelahiran Bandung, 17 Oktober 1962 ini menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Bahkan, pada zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun, Mahendra telah menjadi sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM). Masa itu juga, beliau juga pernah menjabat di Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Keuangan.
Beberapa jabatan lainnya di pemerintahan pun juga terbilang banyak, masa SBY juga Mahendra Siregar pernah menjabat sebagai Deputi Menko Perekonomian khusus pada bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional. Bagian ini menjadi lebih menarik, karena penunjukkan menjadi posisi pemerintahan sudah sering didapatkannya.
Tidak hanya itu saja, Mahendra Siregar juga pernah menjabat sebagai komisaris di PT Aneka Tambang (ANTAM) dan PT Dirgantara Indonesia. Untuk perjalanan karirnya dalam dunia perbankan pun sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), tepatnya pada tahun 2009.
Mahendra Siregar termasuk dalam lulusan dalam negeri yang mempunyai banyak prestasi dan jabatan yang besar, ia mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) dan melanjutkan pendidikan Master Ekonomi di Monash University, Australia.
Program Prioritas Mahendra

Selama menjalani fit and proper test sebagai calon bos OJK, Mahendra menyampaikan beberapa poin terkait keuangan nasional melalui OJK. Apa saja program yang dilakukannya? Simak penjelasan lengkapnya.
1. Efektivitas Kepemimpinan
Melalui hasil yang didapatkan pada fit and proper test yang berlangsung, apabila Mahendra akan melakukan peningkatan lebih kepada efektivitas kepemimpinan. Hal diharapkan untuk mendapatkan pengawasan yang jelas atau integrasi dan perlindungan pada hak konsumen akan jauh lebih tinggi.
Apalagi beberapa belakangan kemarin, Investasi Ilegal di Indonesia kian marak dan butuh sosok pemimpin yang tepat dan cepat mengambil keputusan atas permasalahan yang ada. Dengan demikian, hak perlindungan terhadap konsumen mampu ditingkatkan dan tidak mengalami banyak permasalahan besar kedepannya.
2. Pengawasan Non Bank dan Pasar Modal
Saat ini di Indonesia perkembangan lembaga non bank dan pasar modal sedang tinggi, hal ini juga banyaknya permintaan masyarakat untuk menikmatinya. Tidak heran program ini masuk dalam program prioritas yang harus diperhatikan oleh calon bos OJK. karena membutuhkan pengaturan dan pengawasan yang tepat dan efektif.
Hal ini juga mencakup mengenai sumber daya manusia yang berkualitas agar semua kebutuhan yang diinginkan dapat berjalan secara maksimal.
3. Layanan Satu Pintu
Terkait persoalan perizinan, Mahendra mencoba untuk melakukan proses satu pintu saja yang lebih cepat dan mudah dilakukan. Khususnya pada perizinan, pengesahan, dan persetujuan.
4. Meningkatkan Efektivitas
Fokus selanjutnya dalam program prioritas yang dijabarkan melalui fit and proper test yang dilakukan adalah terkait pada pengawasan, penyidikan, pemeriksaan, transparan, dan berbagai keputusan yang tepat guna.
5. Terciptanya Kerjasama Lebih Kuat
Program selanjutnya yang masuk dalam pertimbangan adalah mengenai kerjasama yang seharusnya lebih kuat dan koordinasi yang jelas, terutama pada lembaga regulator dan lainnya.
6. Sinergi Bersama
Melalui kepemimpinannya nanti, Mahendra Siregar membangun sinergi yang kuat, tentunya melalui pemerintah, DPR, dan lembaga keuangan negara lain agar mampu mencapai target nasional yang telah ditentukan.
Marwanto Harjowiryono

Tokoh kedua yang menjadi calon kedua dari bos OJK adalah Marwanto Harjowiryono. Ia adalah salah putra kelahiran dari Kota Gudeg, lahirnya pada tanggal 6 Juni 1959. Sosok satu ini adalah lulusan dari Universitas Gadjah Mada jurusan Ekonomi tahun 1983. Selanjutnya, program masternya didapatkan di Vanderbilt University Amerika Serikat tahun 1991.
Tidak sampai disitu saja, beliau juga melanjutkan pendidikan S3 nya di UGM tepatnya pada tahun 2009. Melihat pengalaman kerjanya sendiri, ia pertama kali bekerja di Kementerian Keuangan tahun 1983 dan pernah menjabat sebagai Kepala Biro Analisa APBN dari tahun 1991 sampai 2001. Bahkan, pernah juga menjabat sebagai Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri.
Untuk jabatan lainnya, pernah juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan RI dari 2001 sampai 2004, Kepala Biro Humas di Sekretariat Jenderal dari 2004 sampai 2006, staf ahli Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan dari 2007 sampai 2009. Marwanto pernah juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Bank Pembangunan Asia tepat pada tahun 2009 sampai 2011. Bahkan, masih banyak lagi perjalanan karirnya.
Iskandar Simorangkir

Nama selanjutnya yang masuk dalam daftar calon bos OJK adalah Iskandar Simorangkir. Tokoh ini juga termasuk nama penting dalam jajaran pemerintahan. Melihat perjalanan karirnya sendiri, Iskandar pernah menjabat sebagai Koordinasi Ekonomi Makro dan keuangan di Kementerian Koordinator Bidang perekonomian tahun 2017.
Tahun 2014 pernah menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Tahun 2013 sampai 2014 menjabat sebagai Kepala Departemen Bank Indonesia, dan Tahun 2008-2012 menjabat sebagai Kepala Biro Riset Ekonomi Bank Indonesia. Tentunya ini termasuk posisi penting dan strategis, sehingga tidak heran ditunjuk sebagai calon pimpinan OJK.
Melihat pendidikannya sendiri, Iskandar Simorangkir lulus dari jurusan Manajemen di Universitas Udayana, Bali dan melanjutkan pendidikan master di Vanderbilt University Amerika Serikat dengan jurusan Ekonomi Pembangunan. Selanjutnya, Pria Usia 59 tahun juga menyelesaikan program doktor jurusan Ekonomi di Universitas Indonesia (UI).
Apabila melihat dari perjalanan karirnya sendiri, sebenarnya Iskandar telah lama mengabdi pada Bank Indonesia selama 30 tahun. Lewat perjalanan karir yang panjang tersebut, beliau pernah mendapatkan berbagai penghargaan dari tingkat nasional terkait pemantauan dan pengendalian inflasi daerah tahun 2016. Tidak hanya bekerja di Bank Indonesia saja, beliau juga aktif menjadi dosen pembimbing S3 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Universitas Indonesia dari tahun 2018.
Mahendra Siregar Menjadi Ketua Dewan OJK

Setelah melalui perjalanan panjang terkait fit dan proper test di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), akhirnya Mahendra Siregar ditunjuk sebagai ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia Periode 2022-2027. Penunjukkan ini bukan tanpa dasar dan alasan yang kurang jelas, karena semuanya berdasarkan tantangan dan kebutuhan kerja.
Apabila melihat dari ketentuan yang ada, DPR memutuskan menunjuk Mahendra Siregar atas dasar maraknya kejahatan pada investasi ilegal. Hal ini perlu ditangani dengan segera dan evaluasi secara menyeluruh agar kerugian masyarakat tidak lagi terjadi. Melihat dari sumber data yang ada, peningkatan investasi ilegal mencapai 117 Triliun rupiah.
Angka tersebut termasuk yang tinggi dan peningkatan yang besar, sehingga perlu adanya pembenahan dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Pada tahap ini, akhirnya DPR memutuskan beberapa nama yang akan menjadi pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ada beberapa tokoh yang menjadi pimpinan baru di OJK, mulai dari ketua yaitu Mahendra Siregar, Wakil Ketua adalah Mirza Adityaswara, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal ialah Inarno Djajadi, Kepala Pengawasan Perbankan Dian Adiena Rae, Ketua Dewan Audit dan merangkap anggota adalah Sophia Isabella Wattimena, dan terakhir bidang lainnya terkait Edukasi dan Perlindungan Konsumen dijabat oleh Friderica Widyasari Dewi.
Ada banyak beban tugas yang harus diemban oleh pimpinan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apalagi di tengah gejolak pinjaman online dan investasi ilegal yang kian marak, sehingga beban kerja yang harus dilakukan jauh lebih sulit dan butuh keputusan besar untuk meminimalisir permasalahan yang ada.
Baca Juga: 8 Pilihan Toko Emas Online Terbaik
Adanya pimpinan baru tersebut, kita berharap calon bos OJK dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dan tidak ada lagi kasus serupa yang banyak merugikan masyarakat.