Ada 4 bank terbesar di Indonesia berdasarkan pada nilai asetnya. Bank sendiri merupakan lembaga keuangan yang mempunyai wewenang untuk menerima tabungan dan giro serta melakukan pinjaman.
Baca juga : Mengenal Harga Saham Bank Digital
Bank juga memberikan layanan berkaitan dengan rekening pensiun, pertukaran mata uang, sertifikat deposito, dan juga brankas. Ada beberapa jenis seperti bank ritel, korporasi serta bank investasi.
Berdasarkan sejarah, sudah ada sejak abad ke 14. Perusahaan ini memberikan layanan yang aman untuk konsumen serta pemilik usaha guna menyimpan uang secara tunai dan menjadi sumber pinjaman.
Mengetahui Sejarah Bank di Indonesia

Sejarah perbankan di Indonesia terutama 4 bank terbesar di Indonesia dimulai pada zaman kolonial sejarah menunjukkan bahwa keberadaan perbankan di Indonesia terus mengalami perubahan hingga era reformasi.
Pada tahun 1746 didirikan pertama di Indonesia dengan nama Van Courant en Van Leening. Ini berdiri setelah orang Eropa datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah pada abad ke-16.
Saat itu di Indonesia terdapat berbagai kerajaan yang memiliki mata uang sendiri. Selain itu, beredar juga mata uang asing seperti picis dari China.
Pada tahun 1602, kongsi perdagangan kolonial pertama Indonesia dibentuk, yaitu Vereenigde Oost Indian Compagnie (VOC). Kegiatan perdagangan di Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan.
Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga seperti 4 bank terbesar di Indonesia ini yang mendukung kegiatan tersebut. Hal inilah melatarbelakangi berdirinya Bank van Courant.
Perbankan ini meminjamkan uang kepada masyarakat dengan jaminan emas, perak dan barang berharga lainnya. Selanjutnya, perbankan juga memberikan pinjaman kepada pegawai VOC agar mereka dapat menyimpan dan mengedarkan uang.
Namun pada tahun 1818 krisis, keuangan memaksa perusahaan tersebut tutup. Pada awal tahun 1830, DJB berkembang sejalan dengan kebijakan tanam paksa dengan membuka cabang.
Seperti di Semarang, Surabaya, Cirebon, Solo, Padang, Makassar, dan Pasuruan. Setelah mengusir Belanda dari Indonesia, Jepang mengganti bank BJB dengan perusahaan yang didirikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG).
Setelah Indonesia merdeka, sebelum 4 bank terbesar di Indonesia, DJB kembali digiatkan oleh NICA untuk mengedarkan uang dan mencetak dengan mengganggu perekonomian Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) untuk memulihkan kedaulatan Indonesia.
3 Fungsi Utama Bank di Indonesia

Penyusunan UU Perbankan menyebutkan bahwa setiap bank harus memenuhi tiga fungsi utama dalam rangka mendukung pembangunan nasional, yaitu:
Mengumpulkan Dana Masyarakat
Kegiatan menghimpun dana masyarakat dilakukan oleh perusahaan melalui pembukaan berbagai produk simpanan. Diharapkan dengan adanya produk ini, masyarakat semakin mengetahui bagaimana cara menyimpan uang dengan baik dan aman.
Selain tabungan biasa, 4 bank terbesar di Indonesia juga menawarkan berbagai produk berupa deposito yang dipercaya dapat memenuhi keinginan masyarakat ingin menyimpan uang sekaligus melakukan investasi.
Produk ini menawarkan suku bunga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produk tabungan biasa, tetapi juga deposito yang lebih tinggi.
Mengirim Dana ke Masyarakat
Tentu saja, dana yang diambil dari perbankan masyarakat tidak bisa dipertanggungjawabkan begitu saja. Tentu saja, jika dibiarkan begitu saja, tidak ada kepentingan bagi pelanggan.
Tujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dan pemerataan pembangunan juga tidak dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, berperan sebagai penyalur uang bagi masyarakat.
Orang-orang yang membutuhkan jasa keuangan dari lembaga 4 bank terbesar di Indonesia tersebut. Perusahaan menyalurkan dana tersebut dengan menyediakan berbagai fasilitas kredit.
Dengan menggunakan fasilitas tersebut diharapkan masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mendirikan usaha untuk mendukung pembangunan nasional.
Penyediaan Layanan Perbankan
Menyadari bahwa kredit tidak hanya dapat digunakan sebagai upaya pemerataan pembangunan nasional, perbankan pada akhirnya dapat menawarkan berbagai layanan yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan.
Awalnya, perbankan menawarkan layanan pengiriman uang untuk memfasilitasi pengiriman uang dari satu daerah ke daerah lain di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, layanan perbankan menjadi semakin beragam. Layanan perbankan kini dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Dengan layanan tersebut, masyarakat mudah melakukan berbagai transaksi pembayaran dan pembelian. Misalnya, sekarang menawarkan layanan pembayaran listrik, telepon, dan pembelian tiket transportasi.
4 Bank Terbesar di Indonesia

Tren pertumbuhan kredit yang masih berlangsung hingga semester I-2022 menjadi salah satu pengungkit terpenting bagi pertumbuhan aset bank-bank besar tersebut.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
BRI telah mencatatkan kinerja yang mengesankan di tahun 2022 dengan melakukan pembukuan laba bersih konsolidasi sebesar Rp. 51,17 triliun yang diatribusikan kepada pemegang saham induk.
Dibandingkan dengan hasil tahun 2021, menjadi 4 bank terbesar di Indonesia laba ini ditemukan meningkat sebesar 64,71%. Kenaikan laba sejalan dengan pendapatan bunga BRI naik 5,8% menjadi Rp. 151,8 triliun.
Dengan demikian, pendapatan bunga bersih (NII) BRI naik menjadi Rp. 124,6 triliun dari Rp. 114,1 triliun tahun lalu, meningkat 9,2% year-on-year. Dengan tambahan pendapatan premi bersih tersebut, BRI berhasil meningkatkan pendapatan operasional menjadi Rp. 126,2 triliun.
Berdasarkan key metrics perusahaan, BRI terus membukukan kinerja neraca yang mengesankan sepanjang tahun 2022. Return on Investment (ROA) tercatat naik 104 basis poin (bps) menjadi 3,76%.
Kemudian, return on equity (ROE) 4 bank terbesar di Indonesia naik lebih cepat, naik 406 basis poin menjadi 20,93%. Pada tahun 2022, total penyaluran kredit BRI mencapai Rp. 1.139,08 triliun.
Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,85% mencapai Rp. 1.307,88 triliun. Total aset BRI , naik 11,18%. mencapai Rp. 1.865,64 triliun.
Bank Negara Indonesia (BNI)
Setara tiga koin, BNI juga meraup laba bersih Rp. 18,3 triliun pada 2022, angka itu naik 68% dari laba bersih pada 2021. Dirut BNI Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih lebih tinggi dari perkiraan.
Bahkan, temuan ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah BNI dan jauh melampaui capaian sebelum pandemi. Ini merupakan perpaduan dari hasil strategi pertumbuhan bisnis yang prudent dan selektif.
Kredit 4 bank terbesar di Indonesia ini tumbuh sebesar 10,9% setiap tahun dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik.
Pemberian pinjaman selektif ini, jelas Royke, berdampak pada perbaikan kualitas aset karena rasio Loan-at-Risk (LaR) BNI naik dari 23% menjadi 16% tahun 2022 serta biaya pinjaman dari 3,3% menjadi 1,9%.
Bank Mandiri
Bank Mandiri sudah mencatat laba sebesar Rp. 41,2 triliun pada 2022. Keberhasilan tersebut meningkat setiap tahunnya sebesar 46,89% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, keberhasilan ini berkat kinerja bank Mandiri yang kuat. Kondisi ekonomi makro yang sangat baik.
Meski terjadi kenaikan harga BBM dan masalah kenaikan inflasi pada kuartal IV 2022, hal itu tidak berdampak negatif dan menunjukkan kinerja perseroan yang efisien untuk 4 bank terbesar di Indonesia.
Ini yang Ingin Dilakukan Mandiri Darmawan juga mengatakan sejalan dengan tren positif kualitas aset, perbankan Mandiri juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga cost of credit (CoC) menurun.
level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, rasio Non Performing Loan (NPL) Mandiri turun sebesar 93 basis poin (bps) ke level 1,88% pada akhir tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan peningkatan kualitas aset berbasis perbankan. Dalam rangka menjaga kualitas aset, perusahaan Mandiri melakukan pengelolaan portofolio kredit.
Hal ini guna mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas, antara lain dengan menjaga pencadangan yang cukup. Meski NPL relatif menurun, 4 bank terbesar di Indonesia tetap meningkatkan rasio cadangan.
Dalam rangka menjaga kualitas aset, bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit dengan mengantisipasi potensi penurunan kualitas, antara lain dengan menjaga kecukupan pencadangan.
Oleh karena itu, meskipun NPL relatif menurun, hingga mencapai 311% pada akhir tahun 2022 perseroan terus meningkatkan rasio cadangan atau rasio cakupan NPL.
Bank Asia Tengah (BCA)
BCA juga kembali mencatatkan perkembangan positif. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp. 40,7 triliun untuk tahun 2022.
Bank BCA sebagai 4 bank terbesar di Indonesia merupakan salah satu perbankan terkemuka berfokus pada perbankan transaksi, menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan untuk segmen komersial, korporasi, UKM dan konsumer.
Cikal bakal dari bank BCA mulai beroperasi dalam bidang perbankan sejak 12 Oktober tahun 1956. Perusahaan tersebut didirikan oleh Sudono Salim yang memiliki koneksi sangat kuat dengan keluarga Soeharto.
Mochtar Riady adalah salah satu tokoh penting di balik nama besar BCA. Bergabung dengan BCA 1 Mei 1975 (setelah keluar dari Panin) dan kembali memperbaiki sistem kerja di perusahaan tersebut.
Di bank BCA, Mochtar mengakuisisi 17,5% saham dan menjadi orang kepercayaan Liem Sioe Liong. Misalnya, ketika Mochtar Riady bergabung, aset BCA hanya Rp. 12,8 miliar.
Baca juga : Perkembangan Harga Bitcoin dari 14 Ribu Sampai 900 Juta!
Pada periode 2000-an perusahaan tersebut memperkuat serta mengembangkan produk layanan terutama dalam hal elektronik. Menjadi salah satu dari 4 bank terbesar di Indonesia sampai sekarang tetap eksis.