Serangan siber ke bank menjadi kekhawatiran utama bagi institusi keuangan di seluruh dunia. Dalam era digital yang terus berkembang, perbankan dan sektor keuangan secara umum telah mengalami transformasi besar-besaran.
Baca juga : Teknologi Digital Cloud Banking dengan Manfaat Bisa Didapatkan
Inovasi teknologi telah memungkinkan pelanggan untuk mengakses layanan keuangan dengan mudah, cepat dan efisien. Namun, seiring dengan manfaat yang ditawarkan oleh perkembangan ini, juga ada risiko yang serius yang mengintai.
Ketika serangan siber ke bank terjadi, konsekuensinya dapat sangat parah. Kerugian finansial akibat pencurian dana, kehilangan data pelanggan, atau tuntutan hukum dapat merusak keuangan dan reputasi bank yang terkena dampak.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi ancaman serangan siber terhadap bank dan peran dalam melindungi diri dari serangan. Kita akan melihat berbagai jenis serangan yang dapat dialami bank, serta strategi dan langkah yang dapat diambil untuk memperkuat keamanan.
Memahami 6 Ancaman Serangan Siber ke Bank

Di era digital saat ini, serangan siber telah menjadi ancaman yang nyata bagi institusi keuangan. Para penjahat siber dengan niat jahat menggunakan keahlian teknis mereka untuk mencuri informasi sensitif, mengakses rekening nasabah, dan bahkan mencuri dana.
Untuk melindungi bank dari serangan siber ini, penting untuk memahami jenis-jenis serangan yang dapat terjadi dan bagaimana mereka dapat merusak keamanan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa jenis serangan siber yang sering dihadapi oleh bank:
Serangan Phishing
Serangan siber ke bank ini melibatkan upaya penipuan untuk memperoleh informasi sensitif dari nasabah bank. Penjahat siber akan mengirimkan email palsu yang tampak asli, dengan tujuan memancing nasabah untuk memberikan rincian akun mereka.
Mereka juga dapat menggunakan telepon atau pesan teks palsu untuk tujuan serupa. Serangan phishing dapat merusak reputasi bank dan mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi nasabah yang terkena dampaknya.
Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
Serangan MitM melibatkan penyerang yang mencoba mengintersep komunikasi antara bank dan nasabahnya. Dalam serangan ini, penjahat siber memposisikan diri di antara komunikasi yang sedang berlangsung dan mencuri informasi rahasia.
Contohnya serangan siber ke bank, seperti nomor rekening, kata sandi, atau kode OTP (One-Time Password). Dengan informasi tersebut, pelaku kejahatan siber dapat mengakses rekening kalian dan melakukan transaksi yang tidak kalian sahkan.
Serangan Malware
Serangan malware melibatkan penggunaan perangkat lunak berbahaya yang disisipkan ke dalam sistem bank. Penjahat siber dapat mengirimkan file yang terinfeksi melalui email atau memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak bank.
Setelah malware berhasil menginfeksi sistem, penjahat siber yang melakukan serangan siber dapat mencuri data pelanggan, mengendalikan sistem, atau menciptakan celah keamanan lainnya.
Serangan Denial-of-Service (DoS)
Serangan siber ke bank DoS bertujuan untuk menghentikan atau mengganggu akses pelanggan ke layanan perbankan secara sementara dengan membanjiri server dengan lalu lintas yang berlebihan.
Serangan ini mengakibatkan downtime dan kesulitan bagi nasabah untuk mengakses rekening mereka atau melakukan transaksi. Serangan DoS dapat merugikan bank baik secara finansial maupun reputasi, serta mengganggu kepercayaan pelanggan.
Serangan Ransomware
Serangan ransomware melibatkan infeksi sistem dengan perangkat lunak yang mengenkripsi file dan meminta tebusan agar file tersebut dapat dikembalikan. Bank yang terkena dampak serangan ransomware dapat menghadapi kerugian data yang signifikan.
Bahkan ketika sistem sudah teridentifikasi serangan siber ke bank dengan bentuk ransomware, akan terjadi gangguan operasional, dan bahkan harus membayar tebusan yang besar untuk mendapatkan kembali akses ke data yang terenkripsi.
Ancaman dari Dalam
Ancaman dari dalam merupakan salah satu ancaman serangan siber yang serius dihadapi oleh bank. Ancaman ini melibatkan individu yang memiliki akses yang sah ke sistem bank dan dengan sengaja atau tidak sengaja menyalahgunakan kekuasaan dan akses. Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman dari dalam yang dapat terjadi:
Karyawan yang Curang
Beberapa karyawan bank dapat menggunakan akses mereka ke sistem dan data sensitif untuk mencuri dana atau melakukan kegiatan penipuan. Mereka dapat memanipulasi transaksi keuangan, mengubah rekening nasabah, atau mengalihkan dana ke akun mereka sendiri.
Serangan siber ke bank ini bisa sangat merugikan bagi bank dan nasabah, karena pelaku memiliki pengetahuan internal tentang sistem dan prosedur bank.
Pelanggaran Data
Karyawan yang memiliki akses ke informasi sensitif dapat sengaja atau tidak sengaja mengungkapkan data pelanggan kepada pihak ketiga yang tidak berwenang.
Ini bisa mencakup mengungkapkan nomor kartu kredit, rincian identitas pribadi, atau informasi keuangan penting lainnya. Pelanggaran data semacam ini dapat menyebabkan kerugian finansial bagi nasabah bank dan merusak reputasi bank.
Kerentanan Manajemen Akses
Salah pengaturan atau manajemen akses yang buruk dapat menjadi celah bagi karyawan yang tidak berhak mendapatkan akses yang lebih tinggi atau mengubah perizinan mereka. Hal ini bisa digunakan untuk mencuri data, memanipulasi transaksi, atau melakukan tindakan jahat.
Keterlibatan Eksternal
Ancaman dari dalam juga bisa melibatkan individu eksternal yang bekerja sama dengan karyawan bank untuk melakukan kejahatan. Mereka dapat memberikan informasi sensitif kepada penjahat siber eksternal, memberikan akses ilegal ke sistem.
Penting bagi bank untuk memahami ancaman ini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka dari serangan siber. Dengan mengadopsi langkah keamanan yang tepat, kalian dapat mencegah terjadinya serangan siber ke bank dan bisa melindungi data.
Contoh langkah yang dapat kalian pakai, seperti penggunaan teknologi enkripsi yang kuat, implementasi sistem deteksi intrusi, pemantauan keamanan yang ketat, dan pelatihan karyawan tentang praktik keamanan siber.
10 Risiko Keamanan dari Serangan Siber ke Bank

Mengurangi risiko keamanan siber merupakan langkah penting bagi bank dalam melindungi data sensitif, menjaga integritas sistem, dan memastikan kepercayaan pelanggan. Berikut adalah langkah yang dapat kalian ambil untuk mengurangi risiko kejahatan siber:
Pemantauan Keamanan yang Aktif
Implementasikan solusi pemantauan keamanan yang kuat untuk memantau aktivitas jaringan, sistem, dan aplikasi. Pemantauan ini dapat mengidentifikasi aktivitas mencurigakan, serangan yang sedang berlangsung, atau upaya penetapan keamanan yang tidak sah.
Firewall dan Proteksi Jaringan
Gunakan firewall yang andal dan perangkat proteksi jaringan untuk melindungi infrastruktur jaringan bank. Hal ini membantu dalam memblokir akses yang tidak sah, mengendalikan lalu lintas jaringan, dan melindungi sistem dari serangan siber ke bank.
Pembaruan Perangkat Lunak
Selalu perbarui sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak keamanan dengan versi terbaru dan patch terbaru. Pembaruan ini sering kali mengatasi kerentanan keamanan yang ditemukan dan mengurangi risiko eksploitasi oleh penjahat siber.
Keamanan Email
Terapkan solusi keamanan email yang canggih untuk mengidentifikasi dan memblokir email phishing, malware, atau serangan lainnya yang masuk melalui email. Pelatihan karyawan tentang cara mengenali email yang mencurigakan juga merupakan langkah penting.
Kontrol Akses yang Ketat
Terapkan manajemen akses yang ketat dengan hak akses yang sesuai berdasarkan tugas dan tanggung jawab individu. Batasi akses yang tidak perlu ke sistem dan data sensitif.
Sistem autentikasi yang kuat, seperti autentikasi multi-faktor (MFA), juga harus diterapkan untuk mengamankan akses ke sistem agar tidak terjadi serangan siber ke bank.
Enkripsi Data
Enkripsi data sensitif selama penyimpanan dan pengiriman melindungi informasi dari akses yang tidak sah. Pastikan penggunaan algoritma enkripsi yang kuat dan teratur dalam mengenkripsi data di repositori dan saat mentransfer data melalui jaringan.
Pengujian Keamanan dan Audit
Lakukan pengujian keamanan yang teratur dan audit internal untuk mengidentifikasi kerentanan keamanan dan celah potensial dalam sistem. Ini melibatkan pengujian penetrasi, pemindaian kerentanan, dan pemeriksaan kepatuhan terhadap kebijakan dan keamanan.
Pelatihan Karyawan
Laksanakan program pelatihan keamanan yang terus-menerus kepada karyawan. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman tentang ancaman keamanan siber, pengenalan serangan phishing, praktik keamanan kata sandi, dan tindakan pencegahan keamanan lainnya.
Pengelolaan Insiden dan Rencana Tanggap Darurat
Siapkan rencana tanggap darurat yang terperinci untuk menghadapi serangan siber. Rencana ini harus mencakup prosedur penanganan insiden, tim respons yang ditunjuk, saluran komunikasi yang jelas, dan langkah-langkah pemulihan sistem yang telah diuji.
Kolaborasi dan Berbagi Informasi
Terlibat dalam kolaborasi industri dan berpartisipasi dalam forum keamanan siber. Berbagi informasi tentang ancaman yang baru muncul, serangan yang berhasil, dan langkah-langkah perlindungan yang efektif membantu bank dalam memperkuat keamanan siber mereka.
Baca juga : Tips Pengajuan Modal Usaha ke Bank dan Rahasia Mengolahnya
Dengan mengambil tindakan yang tepat dan terus meningkatkan keamanan, bank dapat mengurangi risiko serangan. Melindungi keamanan dari serangan siber ke bank bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan investasi yang kritis untuk menjaga keamanan data.