Perbedaan perbankan syariah dan konvensional cukup mencolok. Perbankan adalah bagian penting dari kehidupan modern, tetapi ada berbagai jenis sistem perbankan yang tersedia.
Baca juga : Prinsip Bank Syariah Indonesia dan Manfaat yang Didapat
Dua yang paling umum adalah perbankan syariah dan perbankan konvensional. Sementara prinsip-prinsip dasar perbankan tetap sama, perbedaannya terletak pada cara mereka beroperasi.
Perbankan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Islam sedangkan perbankan konvensional didasarkan pada model menghasilkan keuntungan. Perbankan syariah didasarkan pada konsep berbagi keuntungan dan kerugian serta melarang bunga atau riba.
Sebaliknya, perbankan konvensional beroperasi atas dasar meminjamkan uang dengan bunga. Di sini kita akan mengeksplorasi perbedaan utama antara syariah dan perbankan konvensional.
Sekilas tentang Perbedaan Perbankan Syariah dan Konvensional

Perbankan syariah dan perbankan konvensional adalah dua pendekatan yang sangat berbeda dalam mengelola keuangan. Perbankan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Islam yang melarang pengisian atau membayar bunga.
Perbankan syariah beroperasi pada model bagi hasil di mana bank dan klien sama-sama berbagi keuntungan dan kerugian dari setiap investasi yang dilakukan.
Di sisi lain, perbankan konvensional adalah pendekatan yang lebih tradisional di mana bank meminjamkan uang kepada klien dan membebankan bunga pinjaman.
Bank menghasilkan keuntungan dari bunga yang dibayarkan dan klien menanggung risiko investasi apa pun yang dilakukan menggunakan uang pinjaman. Perbankan syariah dirancang agar lebih etis, transparan, dan bertanggung jawab secara sosial.
Ini mendorong investasi dalam aset riil dan kegiatan ekonomi produktif sambil mencegah spekulasi dan pengambilan risiko yang berlebihan. Perbankan konvensional di sisi lain lebih berorientasi pada keuntungan dan didasarkan pada konsep nilai waktu uang.
Singkatnya, perbedaan perbankan syariah dan konvensional adalah bahwa perbankan syariah bebas bunga, berdasarkan bagi hasil, dan mempromosikan investasi yang etis dan bertanggung jawab.
Sedangkan perbankan konvensional berbasis bunga, lebih berorientasi pada keuntungan, dan melibatkan pengambilan lebih banyak risiko oleh peminjam.
Prinsip Dasar dari Perbankan Syariah

Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah berpusat di sekitar kepatuhan terhadap hukum Syariah. Hukum syariah melarang riba yang merupakan praktik membebankan bunga pinjaman.
Selain larangan riba, hukum syariah juga melarang investasi di industri yang dianggap tidak etis atau berbahaya bagi masyarakat. Ini berarti bahwa bank syariah hanya berinvestasi di industri yang mematuhi pedoman etika ini.
Prinsip penting lain dari perbankan syariah adalah konsep zakat. Zakat adalah sumbangan wajib bagi semua muslim yang mampu secara finansial. Bank-bank syariah sering mengumpulkan zakat dari nasabahnya dan mendistribusikannya ke tujuan amal.
Perbankan syariah juga mempromosikan perilaku etis dan transparan dalam transaksi keuangan. Kontrak antara bank dan nasabah harus jelas dan transparan dan biaya tersembunyi dilarang keras.
Secara keseluruhan, perbankan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, perilaku etis, dan kepatuhan terhadap hukum syariah. Prinsip ini dirancang untuk mempromosikan keadilan sosial dan kesetaraan sambil memberikan layanan keuangan kepada masyarakat.
Perbedaan Perbankan Syariah dan Konvensional

Ada beberapa hal yang menjadi pembeda utama antara perbankan syariah dan konvensional. Berikut beberapa perbedaan dari kedua tipe perbankan tersebut :
-
Larangan Kepentingan
Salah satu Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling signifikan adalah larangan kepentingan dalam keuangan syariah. Dalam keuangan Islam, uang dianggap sebagai alat pertukaran dan penyimpan nilai, bukan komoditas untuk diperdagangkan.
Dengan demikian, bunga dipandang sebagai bentuk eksploitasi dan sangat dilarang. Alih-alih pinjaman berbasis bunga, keuangan Islam menggunakan pengaturan bagi hasil dan kerugian.
Dalam Perbedaan perbankan syariah dan konvensional ini, pemberi pinjaman dan peminjam berbagi keuntungan dan kerugian dari bisnis.
Ini mendorong pemberi pinjaman untuk lebih terlibat dalam keberhasilan usaha karena pengembalian mereka tergantung pada profitabilitasnya.
Keuangan syariah juga memanfaatkan struktur pembiayaan lainnya seperti leasing (ijarah), kemitraan (musyarakah), dan pembiayaan biaya-plus (murabaha). Struktur ini dirancang untuk menyediakan pembiayaan sambil berpegang pada prinsip-prinsip Islam.
Lembaga perbankan konvensional sendiri bisa menawarkan produk keuangan syariah. Produk ini sering disusun dengan meniru produk berbasis bunga konvensional.
Dengan demikian, penting bagi konsumen untuk memeriksa dengan cermat syarat dan ketentuan produk keuangan apa pun. Ini penting untuk memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
-
Konsep bagi Hasil dan Rugi
Salah satu perbedaan perbedaan perbankan syariah dan konvensional adalah konsep pembagian keuntungan dan kerugian. Dalam perbankan konvensional, bank memberikan pinjaman kepada peminjam dan membebankan suku bunga pada jumlah yang dipinjam.
Bank dijamin akan menerima pengembalian tetap atas investasi mereka terlepas dari keberhasilan atau kegagalan usaha bisnis peminjam. Di sisi lain, perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil dan rugi.
Ini berarti bahwa bank dan peminjam berbagi keuntungan dan kerugian dari bisnis. Bank menyediakan peminjam dengan dana yang diperlukan untuk memulai atau mengembangkan bisnis mereka dan peminjam bertanggung jawab untuk mengelolanya.
Jika bisnis menguntungkan, baik bank maupun peminjam berbagi keuntungan. Namun, jika bisnis tidak berhasil dan menimbulkan kerugian, kedua belah pihak berbagi kerugian.
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional ini mendorong pembagian risiko dan mempromosikan keadilan karena kedua belah pihak sama-sama berinvestasi dalam keberhasilan bisnis. Ini juga sejalan dengan nilai-nilai Islam karena melarang bunga yang dipandang eksploitatif dan tidak adil.
Perbankan syariah juga menempatkan penekanan kuat pada investasi etis dan bertanggung jawab secara sosial. Ini berarti investasi dalam industri seperti perjudian, alkohol, dan tembakau sangat dilarang.
-
Model Pembiayaan
Salah satu perbedaan perbankan syariah dan konvensional adalah cara mereka mendekati model pembiayaan. Dalam perbankan syariah, pembiayaan berbasis aset sedangkan perbankan konvensional cenderung fokus pada pembiayaan berbasis utang.
Pembiayaan yang didukung aset adalah bentuk pembiayaan di mana uang dipinjamkan berdasarkan nilai suatu aset. Aset tersebut kemudian digunakan sebagai jaminan artinya jika peminjam tidak dapat membayar kembali uang tersebut, bank dapat menyita aset tersebut.
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional dilakukan untuk memulihkan kerugian mereka. Jenis pembiayaan ini dianggap lebih stabil karena risikonya masih dilihat dari aset dasar.
Sebaliknya, pembiayaan berbasis utang merupakan bentuk pembiayaan paling umum di perbankan konvensional.
Ini melibatkan peminjaman uang berdasarkan kelayakan kredit peminjam. Pinjaman tersebut kemudian dilunasi dengan bunga selama periode waktu yang disepakati. Tidak seperti pembiayaan yang didukung aset, tidak ada aset dasar untuk memberikan keamanan.
Ini akan semakin rumit jika peminjam tidak dapat membayar kembali pinjaman. Perbankan syariah bersikeras pada pembiayaan yang didukung aset untuk memastikan bahwa bank dan klien berbagi risiko investasi.
Dengan cara ini, perbankan syariah mempromosikan praktik keuangan yang lebih etis serta adil yang menguntungkan bank dan masyarakat secara keseluruhan.
-
Peran Ulama Islam
Salah satu perbedaan perbankan syariah dan konvensional adalah peran ulama Islam. Dalam perbankan syariah, para ulama Islam memainkan peran penting.
Mereka memastikan bahwa semua produk dan layanan keuangan mematuhi hukum syariah. Mereka bertindak sebagai penasihat bank dan memberikan panduan tentang isu-isu keuangan Islam.
Peran mereka untuk memastikan bahwa bank mematuhi prinsip-prinsip keadilan dan perilaku etis dalam semua transaksi keuangannya. Ulama Islam juga berperan dalam pengembangan produk dan layanan keuangan baru.
Mereka meninjau dan menyetujui produk baru untuk memastikan tetap mematuhi syariah sebelum diperkenalkan ke pasar. Perbedaan perbankan syariah dan konvensional memastikan bahwa bank menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip dan nilai Islam.
Sebaliknya, perbankan konvensional tidak memiliki badan pengatur cendekiawan seperti itu. Aturan dan regulasi bank konvensional terutama didasarkan pada peraturan pemerintah dan standar industri.
Ini berarti bahwa bank konvensional tidak harus terikat oleh pertimbangan etika atau moral dengan cara yang sama seperti bank syariah. Singkatnya, peran ulama Islam adalah komponen penting dari perbankan syariah.
Mereka memastikan bahwa bank beroperasi dengan cara yang konsisten dengan prinsip dan nilai-nilai Islam. Ini memberi pelanggan jaminan bahwa transaksi keuangan mereka dilakukan dengan cara yang adil dan etis.
-
Pendekatan Manajemen Risiko dalam Perbankan Syariah
Salah satu perbedaan perbankan syariah dan konvensional terbesar adalah pendekatan manajemen risiko. Dalam perbankan konvensional, manajemen risiko terutama difokuskan pada meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan bagi bank.
Hal ini sering mengarah pada penciptaan produk keuangan kompleks yang sulit dipahami dan dapat berisiko bagi pelanggan. Sebaliknya, perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip pembagian risiko di mana bank dan nasabah berbagi risiko dan keuntungan.
Hal ini didasarkan pada konsep “Mudharabah” dimana bank bertindak sebagai wali amanat dan nasabah bertindak sebagai pengusaha. Bank menyediakan modal dan nasabah memberikan keahlian untuk menghasilkan keuntungan.
Baca juga : Perbedaan Bank Digital dan Bank Konvensional Secara Lengkap
Lakukan penelitian sendiri dan berkonsultasi dengan para profesional sebelum membuat keputusan keuangan. Meskipun ada kesamaan antara keduanya, ada juga beberapa perbedaan perbankan syariah dan konvensional mencolok yang harus dipertimbangkan.