Resesi merupakan kondisi saat produk domestik bruto menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih di dalam satu tahun, resesi bisa juga diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Resesi bisa mengakibatkan penurunan secara serentak di seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi dan juga keuntungan perusahaan.
Baca juga: Pengertian dan 5 Keuntungan Berinvestasi Deposito Berjangka
Resesi sendiri sering diasosiasikan dengan turunnya harga (deflasi) atau meningkatnya harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung secara lama disebut sebagai depresi ekonomi adalah suatu keadaan yang terjadi penurunan aktivitas ekonomi yang parah serta berkepanjangan.
Apa Penyebab dari Resesi?

Setelah Anda mengetahui jika resesi adalah suatu kondisi yang dimana perkembangan ekonominya dalam suatu negara mengalami penurunan yang signifikan, maka dari itulah Anda harus mengetahui apa saja penyebabnya. Nah adapun beberapa hal yang dapat menimbulkan terjadinya resesi yang dimulai dari terjadinya guncangan hebat secara tiba-tiba, hingga dampak dari inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Utang yang Berlebihan
Saat individu maupun bisnis yang mengajukan terlalu banyak utang, maka biaya untuk dapat melunasi untungnya tersebut bisa meningkat pada posisi di mana mereka sudah tidak sanggup lagi untuk membayar hutang. Saat mereka sudah tidak dapat lagi membayar utang sampai pada akhirnya merekrut, maka hal ini dapat membuat perekonomian menjadi buruk sampai terjadi resesi.
Terlalu banyak inflasi
Inflasi merupakan suatu tren harga yang bergerak stabil serta seiring perkembangan waktu mengalami kenaikan. Inflasi tersebut sebenarnya bukanlah hal buruk, namun jika inflasi yang terjadi secara berlebihan dapat menjadi sangat berbahaya. Dan inflasi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menimbulkan gejolak resesi ekonomi, untuk itu, bank sentral harus dapat mengendalikan inflasi dengan dara yang meningkatkan suku bunga guna menekan kegiatan ekonomi di negaranya.
Guncangan Ekonomi yang Mendadak
Penyebab pertama yang menjadi penyebab resesi yaitu terjadinya guncangan ekonomi secara mendadak sehingga dapat menimbulkan masalah keuangan yang sangat serius. Seperti, guncangan ekonomi yang beberapa tahun lalu pernah terjadi, akibat COVID-19 yang melanda dunia. Sebagian besar negara di dunia merasakan dampaknya secara langsung dari pandemi ini pada ekonomi. Kondisi ini sudah membuat perekonomian negara menjadi buruk.
Terlalu Banyak Deflasi
Tidak hanya itu saja, ingat juga sebenarnya deflasi yang mampu menyebabkan terjadinya penurunan ekonomi. Deflasi sendiri adalah ketika harga mengalami penurunan dalam suatu periode waktu, sehingga akan menekan harga barang. Saat deflasi menjadi tidak terkendali, maka bisnis dapat berhenti sebab tidak ada orang yang memiliki daya beli, walaupun harganya sudah diturunkankan ketika hal ini dibiarkan, maka penurunan ekonomi dapat terjadi kapan saja.
Perubahan Teknologi
Perubahan di bidang teknologi juga ternyata dapat menyebabkan penurunan ekonomi, namun penemuan teknologi terbaru juga memang dapat meningkatkan produktivitas setya membantu perekonomian dalam jangka waktu yang panjang. Akan tetapi ada suatu periode penyesuaian dalam penggunaan teknologi terbaru yang dapat memberikan dampak pada kegiatan ekonomi.
Bagaimanakah Caranya untuk Mengelola Portofolio saat Masa Resesi?

Nah agar Anda lebih siap untuk menghadapi prediksi resesi tahun 2023, untuk menjaga serta mengelola portofolio investasi juga begitu penting. Resesi juga diprediksi bisa menyebabkan nilai dari instrumen investasi menjadi berkurang. Sehingga, bukan tidak mungkin investor tersebut akan mengalami kerugian atas investasi yang sudah dilakukannya ketika masa resesi melanda. Maka dari itulah, untuk mengetahui cara mengelola portofolio dengan baik bisa membantu Anda mengurangi risiko kerugian. Nah apa saja cara yang dapat Anda lakukan untuk mengelola portofolio? Simak informasinya di bawah ini!
-
Berinvestasi Sesuai dengan Toleransi yang Sudah Anda Buat Terhadap Risiko
Salah satu caranya yang dapat Anda lakukan untuk mengelola portofolio investasi Anda ketika resesi yaitu dengan berinvestasi sesuai dengan toleransi Anda terhadap risiko. Nah maksud dari risiko di sini yaitu potensi kerugian yang dapat dialami saat nilai investasi menurun. Oleh karena itulah, selalu menyiapkan rencana untuk berinvestasi terutama apabila benar-benar terjadi. Di samping itulah, toleransi Anda pada risiko juga harus disesuaikan dengan tujuan finansial yang Anda miliki.
-
Melakukan Diversifikasi Portofolio
Seorang perencana keuangan yang bersertifikat, diversifikasi portofolio adalah hal yang krusial untuk menghadapi masa resesi. Sehingga, jangan hanya tentang pada satu instrumen investasi saja. Contohnya, ketika Anda saat ini hanya berinvestasi di saham cobalah untuk melakukan pada instrumen lain seperti emas ataupun obligasi. Anda juga dapat mencoba untuk membeli saham dari sektor industri yang berbeda-beda. Misalnya, sekarang Anda sudah memiliki saham di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, nah tidak ada salahnya Anda untuk membeli saham di industri lainnya seperti makanan ataupun kesehatan.
-
Membeli Instrumen investasi Secara Selektif
Selanjutnya berkaitan dengan poin yang sebelumnya, cara lain untuk mengelola portofolio investasi Anda ketika resesi yaitu dengan lebih selektif dalam membeli instrumen investasi. Hal tersebut sangat penting terutama ketika instrumen investasi Anda kebanyakan berbentuk saham perusahaan ternama yang memiliki keuntungan besar. Dan salah satu ciri dari perusahaan ini yaitu mereka yang memiliki rekam jejak panjang saat menghadapi masa-masa sulit dan bear market. Perusahaan yang laporan keuangannya baik dan cash flow sehat cenderung memiliki performa yang baik ketika masa resesi ketimbang perusahaan dengan hutang yang besar.
Tidak hanya itu saja, perusahaan yang bergerak di sektor kebutuhan konsumen juga memiliki performa saham yang lebih baik ketika terjadi resesi. Hal tersebut disebabkan oleh perusahaan menyuplai produk yang akan konsumen beli dan terlepas dari kondisi ekonomi ataupun keuangannya. Namun ada juga beberapa sektor kebutuhan konsumen seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga serta kesehatan.
-
Membeli Ketika Harga Suatu Investasi Sedang Rendah
Cara lainnya yang dapat Anda lakukan dalam mengelola portofolio ketika masa resesi yaitu membeli instrumen investasi saat harganya sedang rendah. Hal tersebut dapat Anda lakukan terlebih ketika posisi keuangan Anda sedang tergolong stabil. Pilihlah beberapa instrumen investasi yang selalu Anda ingin miliki serta memberi diri Anda ambang harga yang dirasa nyaman. Saat harga instrumen ini sudah mencapai ambang harga yang sudah ditetapkan atau lebih rendah, maka Anda dapat membelinya. Walaupun demikian ini mengingatkan Anda untuk hanya membeli instrumen investasi yang harganya turun ketika Anda mampu menanggung resiko kerugiannya.
-
Mengumpulkan Simpanan Uang
Menyiapkan simpanan uang juga menjadi salah satu cara lain yang penting untuk dilakukan dalam mengelola portofolio investasi Anda ketika masa resesi. Ada juga besaran dari simpanan uang ini sebaiknya sebesar 3 sampai 6 bulan gaji Anda. Sehingga, apabila Anda membutuhkan uang cash di masa resesi, diri Anda tidak terpaksa untuk menjual investasi yang sudah Anda miliki.
Baca juga: BI Checking Penting! Anda Tak Boleh Anggap Sepele
Itulah beberapa informasi yang dimulai dari pengertian, penyebab sampai cara yang dapat Anda lakukan untuk mengelola portofolio investasi Anda ketika resesi melanda. Intinya, penurunan harga investasi ketika masa resesi tidak dapat dihindari. Walaupun demikian, melakukan diversifikasi serta tidak bereaksi berlebihan bisa membantu Anda mengalami kerugian secara berlebihan. Nah selain informasi ini Anda dapat mengetahui lebih banyak membaca kumpulan artikel yang sudah dipersiapkan.